Liputan6.com, Jeddah - Jemaah haji Indonesia secara bertahap mulai diterbangkan ke Tanah Air. Mereka pun sudah digerakkan dari Pemondokan di Mekah menuju Bandara Jeddah.
Mereka harus menunggu di bandara sekitar 10 jam sebelum keberangkatan. Lamanya waktu tunggu itu lantaran ada sejumlah proses yang harus dilalui jemaah. Di antaranya pemeriksaan tas jinjing oleh maskapai terkait dengan beban maupun barang yang dilarang oleh maskapai.
Selain itu kondisi bandara Jeddah yang juga mulai crowded dalam penerbangan jemaah ke berbagai negara.
Advertisement
Usai proses itu berlangsung, jemaah kemudian mengumpul di ruang tunggu Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya dehidrasi terhadap jemaah.
"Jemaah nunggu di ruang terbuka, khawatirnya dehidrasi. Tadi ada satu jemaah yang sempat diinfus sebelum terbang. Pas berangkat, infusnya dibawa ke pesawat biar dokter kloter yang tangani," ujar Kepala Seksi Kesehatan Daker Airport Jeddah-Mafinah Muhamad Imran di Bandara Jeddah, Sabtu 17 September 2016.
Di tengah hawa panas yang menyengat, jemah mengisi waktu dengan ragam kegiatan. Mereka ada yang tidur, membaca Alquran, kipas-kipas, maupun mengobrol dengan sesama jemaah.
Ruang tunggu jemaah yang terbatas itu tak mampu menampung ratusan jemaah haji yang tiba. Akhirnya mereka beristirahat di sisi jalan dengan alas kain, sajadah atau bahkan tanpa alas.
"Nunggunya lama, udah gitu tempatnya juga di ruang terbuka gini," ujar Insan Kamil, jemaah dari JKG 02 kepada Liputan6.com di Jeddah, Sabtu.
Sementara jemaah lainnya, Agus Setiawan mengaku tak masalah atas keadaan ini. Sikap sabar dan menerima kondisi apapun sudah ia siapkan jauh-jauh hari.
"Saya nunggu haji 9 tahun. Sikap saya sabar aja atas segala kondisi yang dirasakan sekarang ini. Jalani aja," ujar pria dari kloter 01Â Embarkasi Makassar ini.
Terkait dengan fasilitas, dia mengaku sudah cukup untuk membuatnya nyaman. Fasilitas yang disediakan pun juga dianggapnya sudah memenuhi selera.