Sukses

SBY Jawab Kritik Kebijakan Luar Negeri Saat Jadi Presiden

SBY menyatakan saat ia memerintah ada kebijakan yang sifatnya melanjutkan sudah ada dan telah menjadi tradisi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pembicara inti dalam konferensi kebijakan luar negeri Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Partai Demokrat ini bercerita soal kebijakan politik luar negeri yang diambil di masa pemerintahannya.

SBY menyatakan saat ia memerintah ada kebijakan yang sifatnya melanjutkan sudah ada dan telah menjadi tradisi Indonesia.

"Sejak Bung Karno, Pak Soeharto, Pak BJ Habibie, Pak Gus Dur, Ibu Megawati hingga saya, Indonesia selalu menganut politik (luar negeri) bebas aktif," ucap SBY, di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu 17 September 2016.

"Kebijakan itu sudah menjadi jiwa dari Indonesia. Saya melakukan itu selama 10 tahun memerintah," tambah dia.

SBY menyebut, meski dasarnya sama, di zamannya juga ada sedikit perbedaan. Ia mengambil kebijakan luar negeri tambahan yang sesuai kondisi dunia saat itu.

"Dari polisi bebas aktif lalu saya tambahkan tapi masih dalam satu kesatuan yaitu all direction foregin policy," kat SBY.

Kebijakan itu, kata SBY, melahirkan gagasan thousand frieds zero enemy. Yang intinya, Indonesia siap berteman dengan siapa saja di dunia.

"Tak ada lagi Blok Barat dan Timur gak ada  lagi kubu komunis dan kapitalis kita ingin bersahabat  berpatner dengan semuanya. Lebih baik punya banyak kawan dari pada musuh," ucap dia.

Pada kesempatan ini pun, SBY menjawab kritikan atas kebijakan luar negeri. Ia mengakui telah mendengar kritikan bahwa dengan menerapkan sistem thousand friend zero enemy ini tak punya ketegasan di dalam pergaulan internasional.

"Katanya ini tidak tegas, tidak tegas apanya. Masa kalau tak ada angin tak ada hujan kita cari musuh. Kalau teman kita banyak ya kita itu beruntung. Kalau musuh kita banyak kita ini jadi susah," sambung SBY.

SBY pun menegaskan, saat memimpin RI, ia siap tegas bahkan garang jika kepentingan Indonesia dan kedaulatan Indonesia diganggu.

"Kalau ada yang mengganggu itu, tentu kita tidak ada toleransi," pungkas SBY.