Liputan6.com, Jakarta - Industri kreatif menjadi salah satu bidang profesi yang semakin menjanjikan. Industri kreatif berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan sekaligus bakat dalam menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus mendorong kesejahteraan.
Kreativitas tersebut tidak hanya berkaitan dengan urusan visual saja. Tetapi juga imajinasi dan ide dalam membuat sesuatu. Bidang profesi ini begitu dinamis dan diprediksi akan terus mengalami perkembangan serta selalu mengikuti kemajuan teknologi.
Hal itulah yang juga membuat Briliana Hepta Starry Sri Hikmawati atau Briliana Hepta turun ke industri kreatif. Sebab, siapa pun bisa saja terjun dan sukses dalam industri kreatif selalu mampu mengembangkan diri.
Advertisement
Meski memiliki latar belakang pendidikan cukup kontras, Briliana Hepta mampu beradaptasi dan meraih sukses di dunia digital kreatif. Dirinya menyenangi bidang digital kreatif dan memantapkan diri untuk menekuninya.
"Saya bikin konten digital terutama di TikTok dan Instagram, dari zaman kuliah sampai sekarang," ujar Brili melalui keterangan tertulis, Rabu 16 Agustus 2023.
Sebelum sukses menjadi beauty and lifestyle creator, Brili merasakan perjalanan karier yang penuh tantangan. Gadis kelahiran Temanggung, 13 Juli 1997 ini sempat bekerja sebagai guru sains Fisika dan Kimia. Dirinya juga gemar menulis hingga beberapa karya fiksinya dipublikasikan.
Namun, Briliana juga sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan beauty, skincare, dan makeup. Hal itulah yang mendorong dirinya membuat konten di media sosial.
Â
Konten yang Dibagikan
Konten yang kerap Briliana bagikan adalah berbagi tips mengenai makeup dan skincare. Selain itu, ia juga sering berbagi inspirasi memadukan outfit yang cocok untuk wanita berhijab agar tampil stylish dan cantik.
Briliana seolah menepis anggapan bahwa pengguna otak kiri seperti dirinya tidak selamanya kekurangan sisi kreativitas. Terbukti, ia justru sukses di bidang digital kreatif.
"Siapa saja bisa sukses di bidang ini selama mau mengembangkan diri. Sebagai scientist yang biasanya diidentikkan dengan pengguna otak kiri, kaku dan tidak kreatif, ternyata kita bisa mematahkan stigma itu dengan menjadi scientist yang juga aktif menggunakan otak kanan untuk bidang kreatif," tandas Briliana.
Advertisement