Sukses

Atap Terminal 3 Bandara Soetta Runtuh

Awi memastikan tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Atap Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, runtuh. Atap yang ada di ruangan Officer in Charge (OIC) runtuh pada Minggu malam, 18 September 2016.

Atap ruangan yang berfungsi sebagai tempat pengaduan publik dengan luas 25 meter tersebut mendadak runtuh saat seorang pekerja tengah mencoba untuk memperluasnya.

"Andi, Amsori, dan Surahman (Mandor PT Bina Surya Kreasindo) tengah mengerjakan proyek pemasangan partisi pada ruangan tersebut. Pekerjaan yang dilakukan saat itu membongkar tembok penyekat dan mengganti penyekat tersebut dengan menggunakan besi hollow," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/9/2016).

Awi memastikan tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Operasional Terminal 3 pun berjalan tanpa gangguan.

"Korban nihil," kata Awi dalam pesan tertulisnya.

Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 18.45 WIB. Saat itu, Andi hendak merapikan bekas bongkaran tembok penyekat ruangan dengan cara mengetuk tembok tersebut dengan pahat dan palu.

"Kemudian terdengar suara gemuruh disertai atap plafon runtuh," ucap Awi. Saat ini, atap tersebut telah dibersihkan dan aktivitas di Terminal 3 berjalan lancar.

Plafon, Bukan Atap

PT Angkara Pura (AP) II membantah pemberitaan bahwa atap Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) runtuh. Menurut Sekretaris Perusahaan PT AP II, Agus Haryadi, yang runtuh adalah plafon di salah satu ruangan Officer in Charge (OIC).

"Bukan atap, seperti yang beredar di medsos (media sosial). Hanya plafon yang runtuh," kata Agus kepada Liputan6.com, Senin (19/9/2016).

Ia menjelaskan, pihaknya sedang memperluas ruangan Officer in Charge (OIC), yang dianggap terlalu kecil. Ruangan tersebut terbelah oleh sekat. Rencananya dua ruangan tersebut akan dijadikan satu. Ruangan tersebut luasnya kurang lebih 5x5 meter dan ingin diperluas menjadi dua kali lipat.

"Kemarin memang, sudah dimulai direnovasi oleh pekerja, mungkin tidak cermat. Setelah ditanya, pekerja mengira seperti (plafon) di rumah-rumah. Betonnya seperti atap rumah. Dudukan plafonnya itu di tembok pembatas yang ada di tembok pembatas. Karena tidak ada dudukan, plafonnya turun. Ujung plafonnya yang turun," ujar Agus.

Ia menegaskan, proses renovasi hingga plafon roboh tersebut tidak mengganggu pelayanan penumpang, apalagi penerbangan di Terminal 3.

"Ini bukan kesalahan konstruksi. Menurut saya kesalahan metode. Memang plafonnya ke depan akan dibongkar. Harusnya dibongkar plafonnya dulu, bukan sekat pembatas antar ruangan. Mungkin kesalahan kecil. Yang pasti, tidak ada kesalahan konstruksi," beber Agus.

Video Terkini