Sukses

JK: Dunia Bertanggung Jawab Kerusakan Hutan Indonesia

Menurut JK, 30-40 tahun lalu tidak ada orang Indonesia yang ikut merusak hutan.

Liputan6.com, New York - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, restorasi lahan gambut dan kerusakan hutan di Indonesia memerlukan kerja sama internasional karena negara-negara di dunia juga harus bertangungjawab atas kerusakan yang terjadi.

"Jangan lupa tiap tahun hal menjadi masalah besar. Ini sekolah bersama dunia. Yang merusak bukan hanya kita, tetapi mereka juga karena itu dunia juga harus bertanggungjawab," kata Jusuf Kalla usai pertemuan yang membahas restorasi lahan gambut di New York Amerika Serikat, Rabu 21 September petang waktu setempat, seperti dikutip dari Antara.

Pria yang kerap disapa JK itu menjelaskan, kerusakan hutan di Indonesia sudah mulai terjadi sejak 30-40 tahun lalu, negara-negara maju datang untuk mengeksploitasi hutan guna memenuhi kebutuhan mereka akan furnitur dan sebagainya.

Menurut dia, 30-40 tahun lalu tidak ada orang Indonesia yang ikut merusak hutan. Namun tambahnya, justru bangsa pendatang itulah yang melakukan perusakan.

"Karena itu, mereka, negara-negara di dunia ini juga harus bertanggungjawab," kata JK.

Dia mengatakan, untuk memperbaiki kerusakan hutan tersebut, Indonesia tidak bisa bekerja sendirian karena membutuhkan biaya yang sangat besar. Maka, yang diperlukan adalah adanya regulasi yang bisa memayungi hal tersebut.

Kemudian, perencanaan dan transparansi dan akuntabilitas serta teknologi sehingga masyarakat dunia mempercayainya.

JK menjelaskan, sebenarnya Norwegia sudah siap untuk melakukan hal tersebut dengan program "Red plus"- nya. Namun, justru Indonesia sendiri yang belum siap.

"Mereka, negara-negara ini bergerak dalam bidang perubahan iklim (Climate Change), jadi kalau terjadi kerusakan hutan di Indonesia akan berpengaruh kepada mereka," JK menandaskan.