Liputan6.com, Jakarta: Perayaan Natal di kawasan Tugu, Cilincing, Jakarta Utara dilaksanakan di sebuah gereja yang tergolong unik. Maklum saja, misa sakramen Ekaristi itu digelar di sebuah tempat ibadah yang tidak memiliki dinding alias bisa dilihat jelas oleh orang yang lalu lalang. Menurut Sekretaris Dewan Paroki Yohanes Sujarwo, baru-baru ini, Gereja Katholik Salib Suci yang dibangun dengan konsep transparan ini adalah karya YB. Mangunwijaya, yang dibangun di atas lahan seluas 600 meter persegi dan mampu menampung lebih dari 1.500 umat.
Ide bangunan gereja dengan konsep terbuka ini, menurut Yohanes diilhami kondisi alam yang panas dan berdekatan dengan pantai. Selain itu rupanya, sang arsitek yang lebih dikenal dengan nama Romo Mangun, tahu betul kondisi perekonomian umat setempat. "Tak mungkin warga melengkapi gereja dengan alat pendingin ruangan," kata Yohanes.
Secara umum bangunan gereja tersebut menyadur gaya arsitektur Jawa berbentuk joglo dengan empat pilar atau tiang penyanggah atap beton yang terletak di bagian dalam gereja. Sebagai tempat ibadah dan sebuah karya arsitektur, keunikan gereja ini acap dijadikan obyek studi bagi para mahasiswa jurusan arsitek dari berbagai perguruan tinggi.(ZAQ/Jeremy Teti dan Budi Sukmadianto)
Ide bangunan gereja dengan konsep terbuka ini, menurut Yohanes diilhami kondisi alam yang panas dan berdekatan dengan pantai. Selain itu rupanya, sang arsitek yang lebih dikenal dengan nama Romo Mangun, tahu betul kondisi perekonomian umat setempat. "Tak mungkin warga melengkapi gereja dengan alat pendingin ruangan," kata Yohanes.
Secara umum bangunan gereja tersebut menyadur gaya arsitektur Jawa berbentuk joglo dengan empat pilar atau tiang penyanggah atap beton yang terletak di bagian dalam gereja. Sebagai tempat ibadah dan sebuah karya arsitektur, keunikan gereja ini acap dijadikan obyek studi bagi para mahasiswa jurusan arsitek dari berbagai perguruan tinggi.(ZAQ/Jeremy Teti dan Budi Sukmadianto)