Liputan6.com, Jakarta - Musibah terkadang datang tanpa diduga. Tragedi ambruknya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Minggu Jakarta Selatan Sabtu, 24 September 2016, membuat satu keluarga menjadi korban. Mereka adalah Sri Hartati (52), Aisyah Zahrah (8) dan Abbiyu Alfaiq (5).
Sri Hartati dan Aisyah Zahrah wafat sedangkan Abbiyu Alfaiq masih kritis di rumah sakit. Sri adalah nenek dari Aisyah dan Abbiyu. Ketiganya rupanya sedang berteduh di bawah JPO sambil menanti kedatangan Darso yang merupakan suami dari Sri.
Darso menuturkan, dirinya bersama lima anggota keluarga lain baru saja menghadiri acara keluarga besar di kawasan Pasar Minggu. Guna mengirit ongkos, tiga orang diantar terlebih dahulu ke stasiun untuk naik kereta.
Advertisement
Sedangkan, sang istri serta kedua cucunya menunggu di JPO. Namun, saat kembali dari stasiun dirinya melihat kemacetan panjang di dekat jembatan tersebut.
"Saya berfikir ada apaan ini. Saya telepon istri saya. Saya tanya mak kamu di mana? Ternyata yang jawab bukan istri saya tapi pihak rumah sakit dan menyuruh saya datang ke RS Siaga," tutur Darso, Minggu pagi (25/9/2016).
Darso mengatakan, dirinya tak mengira jika pertemuan tersebut merupakan pertemuan yang terakhir bersama istri dan cucunya.
"Nggak ada firasat bakal kejadian menyedihkan seperti ini. Cuma memang tiga hari yang lalu saya megang toples pecah. Saya pikir memang mungkin waktunya pecah. Jadi nggak pikir kalau itu tanda," ungkap Darso.
Darso mengaku ikhlas dengan kepergian sang istri dan satu cucunya. Namun dia berharap agar jembatan yang rapuh segera diperbaiki. Supaya ke depannya tidak ada lagi JPO yang memakan korban seperti ini.
"Memang pas saya kemarin lewat, saya lihat semuanya sudah pada karatan," ujar Darso.
Dia berharap jenazah istri dan cucunya bisa dikebumikan di sekitar wilayah Pancoran Mas, Depok. Namun kabarnya, kedua korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah.