Liputan6.com, Jakarta - Ambruknya Jembatan Penyeberangan Orang atau JPO di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu sore, 24 September 2016 merenggut empat nyawa. Beberapa lainnya pun luka-luka.
Saat JPO ambruk, sebagian korban tengah melintasi JPO, sementara lainnya sedang berjalan di bawahnya dan tertimpa reruntuhan jembatan.
Muncul dugaan, JPO itu ambruk karena kekuatannya yang mulai digerogoti karat dan akibat cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin.
Advertisement
Namun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menengarai adanya permainan mafia reklame turut andil dalam musibah tersebut. Ahok menuding mafia reklame menguasi JPO dan memasang papan iklan seenaknya tanpa menambah kekuatan konstruksinya, sehingga JPO tidak mampu menahan beban papan reklame.
"JPO, halte semua sudah ada prototipenya. Kita tinggal cetak aja. Cuma masalahnya masih penghapusan aset. Bangun pakai APBD gagal. Kita ditawarin iklan, gagal. Ini kan kayak ada mafia iklan yang ingin menguasai JPO. Makanya saya nggak mau," ungkap Ahok, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (26/9/2016).
Rencananya Pemda akan menghapus pemasangan reklame di JPO. Menurut Ahok, papan iklan tidak boleh menutupi JPO dan hanya reklame berukuran kecil yang boleh dipasang.
Sementara itu, penyebab pasti ambruknya JPO Pasar Minggu masih menunggu penyelidikan polisi. Pada Minggu, 25 September kemarin, polisi dari laboratorium forensik Mabes Polri meneliti JPO.
Mereka menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya besi berkarat di konstruksi dan sambungan-sambungan.