Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran Polda Metro Jaya. Arahan ini diberikan sesaat setelah Irjen Mochamad Iriawan menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya yang baru.
Dalam kesempatan itu, Tito mengatakan bahwa Polda Metro Jaya memiliki peran sangat penting bagi kemajuan Polri. Baik dan buruknya Polri akan sangat terlihat berdasarkan kinerja jajaran kepolisian di Polda Metro Jaya.
Baca Juga
"Kenapa? Karena hampir 70-80% pemberitaan tentang Polri itu berasal dari kinerja Polda Metro Jaya, tentang perilaku anggota, dan tentang kinerjanya," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Senin (26/9/2016).
Advertisement
Kapolri melanjutkan, Polda Metro Jaya merupakan etalase bagi Polri. Apa yang dilakukan oleh anggota Polda Metro memiliki dampak besar bagi Korps Bhayangkara secara keseluruhan.
"Untuk itu, saya meminta kepada jajaran Polda Metro Jaya, mereka harus lebih baik dalam berkinerja, layanan publik yang lebih baik, penegakan hukumnya harus lebih profesional, kemudian mereka juga jangan arogan kepada masyarakat, jangan menggunakan kekerasan berlebihan, dan seterusnya," beber dia.
Hanya ada sekitar 250 dari total 38 ribu personel Polda Metro Jaya yang hadir dalam acara arahan Kapolri ini. Karena itu, Tito meminta agar para petinggi Polda Metro Jaya menekankan ke anak buahnya soal pentingnya mengutamakan pelayanan masyarakat.
"Saya minta kepada mereka semua yang hadir hari ini, mereka sampaikan ke seseluruh jajaran sampai ke bagian bawah. Karena kadang-kadang komandannya baik tapi di tingkat bawah nggak ngerti apa itu citra Polri segala macem, sembarangan aja," kata Tito.
Terlepas dari itu semua, Tito menilai sejauh ini banyak hal positif yang dilakukan Polda Metro Jaya. Salah satunya terkait pembebasan sandera dan korban perampokan rumah mewah di Pondok Indah tanpa menimbulkan korban. Kendati, Polda Metro tak boleh puas hanya sampai di situ. Masih banyak urusan yang menjadi PR kepolisian di Ibu Kota.
"Tapi juga banyak tantangannya, seperti masalah kemacetan lalu lintas, kemudian juga penanganan demo, penanganan potensi-potensi konflik, kejahatan konvesional yang juga cukup banyak di sini, kejahatan transnasional cyber, dan sebagainya," pungkas mantan Kapolda Metro Jaya itu.