Liputan6.com, Jakarta - Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Sudin Hubtrans) Jakarta Barat menderek hingga 20.000 mobil yang parkir di sembarang tempat sejak awal 2015 hingga sekarang. Tak cuma diderek, banyak mobil yang juga dikandangkan.
Kepala Sudin Hubtrans Jakarta Barat Anggiat Banjar Nahor mengisahkan bandelnya pemilik mobil yang singgah di wilayah Jakarta Barat.
"Mereka masih belum paham dampak buruknya. Kita sudah menindak 18.000 lebih kendaraan roda empat, rata-rata 500 hingga 1.000 kendaraan setiap bulannya kita derek," kata Anggiat pada di Jakarta Barat, Senin (26/9/2016).
Advertisement
Dia mengatakan, operasi rutin yang digelarenam hari dalam sepekan tersebut, belum berbuah menjanjikan. "Pemilik kendaraan terus meningkat tiap harinya mas, catatan kita terakhir ada 3 sampai 5 juta mobil yang ada (di Jakarta Barat)," lanjut Anggiat.
Meski hasilnya belum signifikan, Anggiat mengaku akan terus melakukan operasi. Bukan hanya karena amanat undang-undang, tapi ia berkeyakinan mereka yang telah kena sanksi tak mengulangi lagi.
"Kita harus konsisten, kalau bicara data, ya jelas kalah jumlah, 3 jutaan mobil dengan 18.000 lebih itu jauh bandingannya. Jumlah segitu prestasi yang lebih dari target 20 mobil per hari," kata dia.
Dari data yang dimiliki Sudin Hubtrans Jakbar, mobil-mobil yang ditindak adalah mobil baru. Yakni mobil yang baru mencoba parkir liar di wilayah Jakbar.
"Jumlah yang dua kali kena tindak itu kecil, yang sering kena itu yang baru, bukan yang pernah ditindak," jelas Anggiat.
Dia mengatakan, banyak pemilik mobil yang mengira kalau tempat yang tidak ada rambu dilarang parkir, mereka boleh seenaknya parkir. Ia pun menyayangkan, tidak ada aturan tambahan yang membuat efek jera pada para pelanggar jika kedapatan dua kali atau lebih kena tindak.
"Tentunya kalau sanksinya lebih kuat (pelanggar yang lebih dua kali), mereka makin jera," kata Anggiat.
Untuk hari ini, Sudin Hubtrans Jakbar menderek 21 kendaraan dan mengkandangkan 10 kendaraan lainnya. Sebanyak 31 kendaraan itu hanya dari satu tempat saja.
"Itu cuma di daerah Kembangan. Wilayah yang sekali seminggu kita kasih shock terapi terus," ucap dia.
Kawasan lainnya yang menjadi tempat favorit parkir liar penyebab kemacetan menurut Anggiat adalah kawasan Daan Mogot, Kalideres, Kota Tua dan hampir semua badan jalan di Jakarta Barat menjadi tempat parkir liar.