Sukses

Cara Tak Lazim Manfaatkan Dana Desa

Sebanyak 6.000 dari 74 ribu desa yang tersebar di Nusantara, punya cara lain untuk memanfaatkannya.

Liputan6.com, Jayapura - Tidak mau dapat masalah saat audit, warga lebih memilih mengalokasi dana desa ke pembangunan infrastruktur. Namun, 6.000 dari 74 ribu desa yang tersebar di Nusantara punya cara lain untuk memanfaatkannya.

Mereka membuka jendela dunia dengan dana desa. Caranya, mereka membangun laman tentang desanya yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi dan pegiat teknologi yang tergabung dalam Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika).

"Sekarang ini kita ingin menonjolkan Badan Usaha Milik Desa atau Badan Usaha Milik Antar Desa dan ekonomi digital berbasis desa. Kita ingin dalam kerangka ini terbangun sinergitika. Sinergi berbasis teknologi informatika," ucap Ketua Destika Budiman Sudjatmiko di Kota Jayapura, Papua, Selasa, 27 September 2016.

Dari sinergi antardesa inilah, lanjut dia, terbangun jembatan internet kota desa. Karena itu, dana desa disuntikkan ke badan usaha tersebut.

Menurut dia, pembentukan laman ini memiliki dua aspek tujuan. Pertama dalam aspek ekonomi.

"Dari sini diharapkan terbangun perniagaan, penjualan produksi-produksi desa ke kota lewat sarana ekonomi digital. Juga produksi kota yang bisa dikonsumsi desa dengan harga yang disepakati dan diketahui bersama," kata Budiman.

"Jadi kami ingin meminimalisasi rantai distribusi," dia menambahkan.

Kedua dalam aspek pendidikan. Laman tersebut diharapkan dapat memberi pembelajaran kepada masyarakat desa. Misalnya tentang pembelajaran tentang manajemen atau medis.

"Misal kampus sebuah universitas membuat program tentang pengelolaan atau manajemen. Atau dari kampus teknik mengajarkan cara membuat bendungan," Budiman menjelaskan.

Karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah universitas. Sekarang pun pihaknya menjajaki kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia untuk memberikan edukasi medis. Salah satunya tentang cara mengatasi penyakit menular atau malaria.

"Nantinya, dengan bandwidth rendah, masyarakat bisa tonton videonya. Kita akan buat aplikasinya. Nanti akan ada channel-channel desa di sana," ujar Budiman.

Lalu, mengapa memilih manfaatkan dana desa untuk informasi teknologi?

"Desa sekarang sudah banyak uang yang lahir dari UU Desa. Sehingga setiap tahun stakeholder harus bergegas membantu, bekerja sama. Kalau enggak segera, sayang kalau orang kebingungan ke mana harus mengalokasikan dananya" Budiman Sudjatmiko memungkasi.