Liputan6.com, Surabaya - Ketua Yayasan Dimas Kanjeng yang juga tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim menantang dilakukan penggandaan uang secara langsung di depan Presiden. Â
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (28/9/2016), Dimas Kanjeng Taat Pribadi tersangka otak pembunuhan 2 santrinya, kembali menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Jawa Timur. Â
Hingga saat ini, polisi sudah menetapkan 8 tersangka, 3 di antaranya masih buron. Berkas perkara pembunuhan salah satu santri, Ismail sudah dinyatakan P-21 dan segera disidangkan. Â
Advertisement
Selain mendalami kasus pembunuhan, polisi tengah mengembangkan kasus dugaan penipuan penggandaan uang. Tiga korban telah melapor ke Mabes Polri dan Polda Jatim dengan kerugian lebih dari Rp 22 miliar. Â
Dimas Kanjeng memiliki ribuan santri, termasuk di antaranya anggota ICMI Marwah Daud Ibrahim. Doktor bidang politik lulusan Amerika Serikat ini menyatakan ilmu yang diajarkan Dimas Kanjeng bukan aliran sesat. Marwah bahkan menantang dilakukan penggandaan uang di depan Presiden.Â
"Kalau perlu di depan Presiden, Menko Polhukam kemudian Kapolri, dan saya sebisanya bisa live (menggandakan uang), sehingga teman-teman media bisa lihat dan rakyat Indonesia bisa melihat," ujar Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Marwah Daud Ibrahim.Â
Sementara itu, menyusul beredarnya foto Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan Dimas Kanjeng, Gatot mengaku dirinya tidak kenal orang tersebut.Â
Selain di Probolinggo, Dimas Kanjeng juga membuka padepokannya di Jalan Bonto Bila, Makassar, Sulawesi Selatan. Padepokan yang biasanya ramai, kini sepi ditinggal penghuninya.