Liputan6.com, Surabaya: Anda tentu tahu permainan biliar. Selain bola dan meja, salah satu perangkat terpenting pada biliar adalah stik atau tongkat penyodok bola. Ternyata stik biliar yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah itu dibuat dari bahan baku limbah kayu.
Salah satu perajin stik biliar ada di Kampung Pelemahan, Embong Malang, Surabaya. Stik biliar buatan para perajin di Pelemahan banyak digunakan di rumah-rumah biliar di Tanah Air. Mereka juga banyak menerima pesanan khusus dari penggemar biliar karena kualitas stik buatannya tak kalah dengan produk luar negeri.
Menurut Satriyo, salah seorang perajin, Jumat (29/1), membuat stik biliar tidak mudah. Pertama limbah kayu berdiameter tiga hingga lima sentimeter sepanjang satu sampai dua meter dibentuk dengan mesin penghalus kayu. Setelah diratakan kayu itu dibentuk dengan menggunakan pecahan lampu neon. Untuk membuat stik yang bagus, harus dilakukan dengan konsentrasi penuh, teliti dan cermat. Jika ceroboh stik biliar tidak simetris dan tak seimbang.
Dulu Satriyo sempat menggunakan kayu meranti, merbau, kayu ulin dan kamper. Tapi ternyata kayu-kayu itu tidak disukai para pemain biliar karena membuat akurasi pukulan rendah. Akhirnya ia memilih kayu ramin atau mapel untuk membuat stik biliar. Pasalnya, kayu tersebut memiliki kelenturan dan kualitas yang baik. Kayu itu ia dapat dari bekas lintasan bola boling. Sedangkan kayu mapel umumnya berasal dari Kanada.
Belakangan karena banyak pemain biliar gemar menggunakan stik sambung, Satriyo pun ikut membuat tongkat penyodok sambung. Harganya beragam antara Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu untuk stik bola kecil. Sementara stik bola besar harganya bisa mencapai jutaan rupiah.(IAN)
Salah satu perajin stik biliar ada di Kampung Pelemahan, Embong Malang, Surabaya. Stik biliar buatan para perajin di Pelemahan banyak digunakan di rumah-rumah biliar di Tanah Air. Mereka juga banyak menerima pesanan khusus dari penggemar biliar karena kualitas stik buatannya tak kalah dengan produk luar negeri.
Menurut Satriyo, salah seorang perajin, Jumat (29/1), membuat stik biliar tidak mudah. Pertama limbah kayu berdiameter tiga hingga lima sentimeter sepanjang satu sampai dua meter dibentuk dengan mesin penghalus kayu. Setelah diratakan kayu itu dibentuk dengan menggunakan pecahan lampu neon. Untuk membuat stik yang bagus, harus dilakukan dengan konsentrasi penuh, teliti dan cermat. Jika ceroboh stik biliar tidak simetris dan tak seimbang.
Dulu Satriyo sempat menggunakan kayu meranti, merbau, kayu ulin dan kamper. Tapi ternyata kayu-kayu itu tidak disukai para pemain biliar karena membuat akurasi pukulan rendah. Akhirnya ia memilih kayu ramin atau mapel untuk membuat stik biliar. Pasalnya, kayu tersebut memiliki kelenturan dan kualitas yang baik. Kayu itu ia dapat dari bekas lintasan bola boling. Sedangkan kayu mapel umumnya berasal dari Kanada.
Belakangan karena banyak pemain biliar gemar menggunakan stik sambung, Satriyo pun ikut membuat tongkat penyodok sambung. Harganya beragam antara Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu untuk stik bola kecil. Sementara stik bola besar harganya bisa mencapai jutaan rupiah.(IAN)