Sukses

Angkasa Pura Jamin Bandara Lombok Normal Pasca-Letusan Barujari

Namun, satu pesawat AirAsia rute Kuala Lumpur-Lombok sempat membatalkan penerbangan.

Liputan6.com, Mataram - General Manager PT Angkasa Pura (AP) I Lombok Internasional Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita mengakui hingga saat ini situasi penerbangan dan operasional bandara tetap normal seperti biasa. Terutama, pascaletusan Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani.

"Seluruh aktivitas bandara sampai hari ini tetap normal dan berjalan seperti biasa," ucap Ardita di Bandara Lombok, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 29 September 2016, seperti dilansir Antara.

Ia menuturkan, sekalipun situasi operasional bandara tetap berjalan normal, sempat membuat salah satu pesawat milik maskapai AirAsia rute Kuala Lumpur-Lombok membatalkan penerbangan dengan alasan keamanan.

"AirAsia hanya ditunda satu pesawat, dari Malaysia-Lombok, maskapai ambil keputusan untuk tidak terbang ke sini, sehingga diundur perkembangan menjadi Rabu kemarin," ia membeberkan.

Menurut dia, meski ada pembatalan maskapai, namun situasi Lombok Internasional Airport (LIA) itu, tetap normal. Tidak ada gangguan yang berarti, karena pembatalan itu diputuskan manajemen AirAsia bukan berdasarkan keputusan otoritas bandara.

Letusan Gunung Barujari untuk di LIA Tidak mengalami dampak gangguan walaupun ada satu airlines dari AirAsia memutuskan tidak terbang ke Lombok.

"Dua hari yang lalu, kalau kemarin dia sudah terbang ke sini, itu dari keterangan manajemen yang di sana," ujar dia.

Ardita menjelaskan, biasanya punya pertimbangan sendiri untuk dampak di jalur jadi tidak ada di bandaranya, hanya ada satu saja yang ambil keputusan itu, sebetulnya sudah berangkat tapi kembali.

Lebih lanjut, meski terlihat normal, pihaknya tetap berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Hal ini dilakukan agar pihaknya segera mendapatkan informasi mengenai situasi lalu lintas udara akibat letusan Barujari, anak Gunung Rinjani.

"Tidak ada berdampak dan kita juga monitor terus dan kerja sama dengan semua unit terkait dengan BMKG, airnav dan para airlines," ucap dia.

Ia menambahkan, sebelum bandara operasi, dari pengamatan tim di perjalanan arah debu kemana semuanya harus dipertimbangkan, juga lihat perkembangan arah monitoring yang dilakukan dari satelit.

"Kita gunakan dua satelit yang kita monitor, hasilnya satelit Himawari dan Darwin, sehingga dari kondisi itu kita tetap lakukan operasional. Dari dua hari lalu setelah kejadian sampai saat ini normal," ujar GM AP I Bandara Lombok tersebut.