Sukses

Curhat Driver Gojek soal Bonus Tak Cair Gara-Gara Sistem Rating

Selama ini para pengemudi mengandalkan bonus harian dari hasil antar jemput konsumennya.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan pengemudi Gojek berunjuk rasa menuntut dihapuskannya sistem performa atau rating. Mereka menilai sistem tersebut memberatkan para pengemudi.

Sistem performa diketahui merupakan sistem terbaru yang akan menentukan pendapatan bonus pengemudi. Jika performa tidak terpenuhi, maka mereka terancam tidak akan mendapatkan bonus, di mana bonus tersebut menjadi tulang punggung mendongkrak pendapatan.

"Kami menuntut untuk dihapuskannya performa di sistem yang baru. Performa itu rating harian, kalau enggak sampai 50 persen, bonus akan hangus," ujar Agus, koordinator pengemudi Gojek wilayah Bekasi, saat ditemui di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (3/10/2016).

Banyak syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga rating atau performanya. Namun mereka menganggap syarat tersebut memberatkan.

"Performa akan tidak tercapai apabila kita cancel, menolak order, membiarkan order, atau malah kacaunya lagi kalau cancel order dari costumer pun bisa nurunin performa kita. Padahal sering juga costumer sulit untuk dihubungi pada saat penjemputan. Malah kadang setelah antar penumpang, performa malah turun bukannya naik. Sistemnya masih kacau," Agus melanjutkan.

Dia menuturkan, bonus memiliki nominal yang cukup besar. Angkanya dapat mencapai Rp 140 ribu jika mereka berhasil mengumpulkan sejumlah poin.

"Kalau sudah 14 poin, kita dapat bonus Rp 140 ribu. Kita kan ngejar bonus, buat nambah pendapatan. Tiap antar penumpang di bawah 6 kilometer bonusnya 1 (poin), kalau 6 kilometer sampai 10 bonusnya 1,5 (poin). Sepuluh kilometer ke atas dana untuk layanan Go-Food, Go-Mart, dan lain-lainnya, kita dapat poin 2," Agus memungkasi.

Aksi ini rencananya akan berlangsung di sejumlah titik di wilayah Jabodetabek. Beberapa titik tersebut antara lain Kompleks Gelora Bung Karno serta kantor Gojek di Kemang Selatan dan Bundaran HI.

Video Terkini