Liputan6.com, Jakarta - Pembunuh dua pria di Kecamatan, Limo, Kota Depok menggunakan cara khusus untuk memperdaya korbannya. Mereka diiming-iming mampu menarik emas. Syaratnya, korban harus memberikan mahar.
Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan, pelaku yang bernama Anton Herdiyanto (34), mengajak korban menarik emas di wilayah Tangerang, Banten.
Baca Juga
Namun, alih-alih membawa korbannya ke Tangerang, pelaku malah mengajak korban ke Kampung Serap, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Advertisement
Belakangan diketahui, di kampung ini terdapat sebuah tempat berkumpul anggota Padepokan Satrio Aji. Padepokan ini dibuat oleh pelaku sebelumnya.
Di padepokan, pelaku menghidangkan kopi untuk kedua korban. Rupanya, kopi itu telah dicampur racun Potasium Sianida.
"Anton sudah beli kopi tiga untuk disajikan ke dia (korban). Tapi kopi itu dikasih Potasium Sianida, pelaku bilang ini jamu, ini sakti," kata Harry, Selasa (4/10/2016), di Depok.
Usai minum kopi, 2 korban yang salah satunya merupakan sopir taksi online langsung tewas. Pelaku kemudian memasukan kedua korban ke dalam mobil Avanza berwarna putih, milik salah satu korban yang bernama Ahmad Sanusi (19). Jasad kedua korban kemudian dibuang di lokasi berbeda di Kecamatan Limo, Kota Depok.
"Peran saudara Anton setelah meracuni korban, membawa lari korban dan membuang korban. Pelaku kemudian membawa Avanza tersebut ke daerah Lampung," ujar Harry.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho menjelaskan, korban merupakan pengikut padepokan Satrio Aji Danurwenda. Pelaku meminta mahar mobil agar emas dapat ditarik dengan kekuatannya.
"Pelaku bilang ke korban kalau dirinya bisa menggandakan emas," ujar Teguh.
Masih kata Teguh, Anton adalah pelaku utama. Dialah yang meracik dan meracun kedua korban. Sementara saat ditanya pelaku lain yang sempat dilontarkan oleh pelaku, ternyata hanya alibi semata.
"Kalau dia sebut ada lagi D, enggak benar itu. Kami sudah dalami itu, ternyata dia sengaja menciptakan tokoh lain, seolah-olah dia bukan tokoh utama melainkan hanya penadah saja," ungkap Teguh.
Kendati demikian, Teguh mengatakan masih mendalami keterlibatan pelaku lain yang berinisial R (49). Diduga R ikut ketika bertemu di Lampung.
"Masih kami lidik atas nama insial RY. Sejauh mana pelaku satu lagi terlibat dalam kasus ini, karena barang buktinya ada di Lampung. Kami sudah kerja sama Polda Lampung," Teguh menjelaskan.