Polisi: Aa Gatot Akui Pernah Seks Bertiga dengan Pengikutnya

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Subdit Remaja Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya memeriksa Gatot Brajamusti alias Aa Gatot terkait laporan pemerkosaan dari sejumlah mantan pengikutnya. Pemeriksaan tersebut dilakukan di Mapolda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, pemeriksaan juga dilakukan terhadap istri Aa Gatot, Dewi Aminah. Dalam pemeriksaan itu, Aa Gatot mengakui pernah melakukan hubungan seksual secara berkelompok atau threesome bersama pengikutnya. Keterangan itu juga diakui sang istri.

"Dia (Aa Gatot) mengakui pernah melakukan threesome dengan beberapa wanita secara bersamaan. Dan ini diperkuat oleh pengakuan dari istrinya," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (6/10/2016).

Masih berdasarkan pengakuan Aa Gatot, sambung Awi, sebelum melakukan hubungan seks tak biasa itu, mereka selalu didului mengonsumsi sabu yang ia sebut sebagai aspat atau makanan jin. Diduga, zat adiktif itu digunakan untuk memperdayai korban-korbannya.

"Dia mengakui melakukan persetubuhan dengan korban-korbannya secara bergiliran, satu persatu masuk ke kamar praktiknya," tutur dia.

Kendati, polisi belum menetapkan Aa Gatot dalam kasus dugaan pemerkosaan ini. Polisi masih melakukan pendalaman untuk mengarah ke tahap itu.

"Secara prosedural kami harus melakukan gelar perkara dulu untuk menentukan status saksi menjadi tersangka. Jadi tinggal menunggu waktu saja," pungkas dia.

Kasus dugaan pemerkosaan oleh Aa Gatot ini bermula saat wanita muda berinisial C (26) melapor ke SPKT Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu. C yang merupakan mantan pengikut Aa Gatot mengaku diperkosa dalam rentang tahun 2007 hingga 2011.

Dari hubungan tersebut, C hamil hingga dua kali. Kehamilan pertama, C dipaksa oleh Aa Gatot untuk menggugurkan kandungan. Kemudian pada 2012 atau kehamilan ke dua, C melahirkan anak dari hubungannya dengan Aa Gatot.

Selain C, ada perempuan lain yang melaporkan Aa Gatot dalam kasus yang sama. Namun tidak disebutkan identitas maupun inisial pelapor.