Sukses

Melihat Kamar Nabi Muhammad di Museum Madinah

Ada satu benda penting milik Rasulullah SAW tidak ditemui di tempat ini. Di manakah pedang Baginda Nabi itu?

Liputan6.com, Jakarta Banyak cara mempelajari kisah Nabi Muhammad SAW. Selain dengan membaca literatur dari berbagai sumber terpercaya, mengkaji sirah Nabawiyah melalui diorama juga sangat menarik lantaran bisa membayangkan setiap etape perjalanan Rasulullah kala itu. 

Suasana tersebut bisa dirasakan di museum bernama Dar Al Madinah Museum. Di tempat yang terletak di Jalan Safwan Ibn Malik Al Tamimi, Madinah, ini tersimpan diorama yang menggambarkan kehidupan Rasulullah dalam setiap fasenya.

Mulai kondisi Mekah saat pasukan Abrahah menyerang Kabah, hingga Rasulullah hijrah dan wafat di Madinah.

Untuk masuk ke dalam museum, pengunjung dikenakan biaya sebesar 25 riyal atau setara Rp 90.000. Saat berada dalam museum, pengunjung yang belum mengetahui sejarah Rasulullah tak perlu khawatir. Sebab, ada guide yang akan menerangkannya dalam bahasa Inggris secara fasih.

Ahmad, guide yang mendampingi Liputan6.com saat berkunjung ke museum, pertama kali mengajak tim Media Center Haji ke bagian diorama suasana Mekah saat pasukan gajah yang dikomandani Abrahah menyerang Kabah.

Dia menerangkan, pasukan tersebut akhirnya dimusnahkan oleh Allah SWT, melalui burung-burung yang dikirimkan untuk melindungi rumah-Nya.

"Peristiwa ini Allah SWT abadikan dalam Alquran surah Alfiil yang berarti 'gajah'," ujar dia, Kamis, 6 Oktober 2016.

Tidak hanya itu, sebuah diorama yang menggambarkan suasana padang tandus di daerah Mekah dan Madinah juga dapat dilihat. Pengunjung bisa membayangkan perjuangan berat Rasulullah saat hijrah dari Mekah ke Madinah dengan menunggangi onta selama tiga bulan.

Bahkan, di situ juga terdapat replika pohon kurma yang dijadikan tempat untuk memantau kedatangan Nabi, hingga kaum Anshar menyambutnya dengan ucapan Thala'al Badru Alaina (telah tampak bulan bagi kami).

Replika Masjid Nabawi di Museum Dar Al Madinah. (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Replika lainnya adalah bangunan awal Masjid Nabawi, tempat pertama yang dibangun Rasulullah setiba di Madinah.

Terlihat bangunan masjid itu dindingnya terbuat dari batu bata yang disusun dengan lumpur tanah. Sementara lantainya dibuat menghampar dari pasir dan kerikil-kerikil kecil. Ini sesuai dengan yang ditulis sejarawan Islam, Syeikh Shafiyyurrahman Almubarakfuri.

Yang lebih menarik, ada replika tempat tinggal dan kamar Rasulullah bersama istrinya, Aisyah. Ruangan tersebut sangat sederhana. Tak ada perabotan istimewa, hanya tempat tidur dan bangku panjang menghiasi ruang tamu dan kamar.

Saat Rasulullah wafat pada 8 Juni 632 Masehi, jasadnya dimakamkan di kamar Aisyah. Gambaran itu pun terpotret dalam replika yang berada dalam kotak berkaca.

Digambarkan ada beberapa replika kamar sederhana yang seolah merekam proses pemakaman Rasulullah SAW.

Di sisi tempat tidur kamar Aisyah, ada gundukan tanah yang di sampingnya terdapat lubang galian berbentuk liang lahat. Selanjutnya, liang lahat itu ditimbun gundukan tanah layaknya sebuah makam.

Namun begitu, ada satu benda penting milik Rasulullah SAW yang tidak ditemui di tempat ini. Yaitu pedang yang digunakan sang Baginda Nabi saat berperang.

Di manakah benda itu? "Pedang Rasulullah ada di Turki," jawab penjaga museum itu tersenyum.