Sukses

CFD Jadi Ajang Kampanye Bhinneka Tunggal Ika

Salah satu warga yang membubuhkan tanda tangan mengatakan, saat ini isu SARA kerap kali membuat pertengkaran antar warga.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan warga DKI yang meramaikan Car Free Day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) ikut membubuhkan tanda tangan di spanduk milik Universitas Tujuh Belas Agustus (UTA).

UTA menyelenggarakan kampanye pentingnya warga mengingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. "Ini adalah gerakan mengingatkan bahwa kita Bhinneka, berbeda tapi tetap satu," ujar salah satu panitia, Evelyn, di Bundaran HI, Minggu (9/10/2016).

Salah satu spanduk bertuliskan "Agamamu-agamaku berbeda, tetapi hati kita tetap satu Indonesia" menjadi salah satu spanduk yang paling banyak ditandatangani pengunjung CFD.

"Perbedaan bukan untuk memecah-belah. Termasuk perbedaan agama,"ucap Evelyn.

Indra, salah satu warga yang membubuhkan tanda tangan mengatakan, saat ini isu SARA kerap kali membuat pertengkaran antar warga. Karena itu dia mendukung adanya gerakan Bhinneka Tunggal Ika dari UTA ini.

"Sekarang sering karena beda suku atau beda yang lain bisa berantem, saling bully, bahaya,"ucap warga Kemayoran itu.

Jauhi SARA

Aksi menyuarakan kebhinekaan juga dilakukan massa dari Lintas Pemuda Etnis Nusantara di tempat yang sama.

Dengan mengusung sejumlah poster dan atribut, mereka mengajak warga  Jakarta menjaga persatuan bangsa.

"Mari kita jaga kebhinekaan dan tidak menggunakan SARA," ujar koordinator aksi Imam Aulia.

Kampanye anti-SARA di bundaran HI

Imam menyatakan, Indonesia adalah negara dengan beragam suku bangsa dan agama. Begitu juga Jakarta. sebagai miniatur bangsa, ibu kota memiliki keragaman suku etnis dan agama. Itu sebabnya harus dijaga.

"Siapapun calon gubernurnya nanti kita minta junjung tinggi kebhinekaan yang telah ada saat ini. Jauhi SARA dalam kampanye," tegas dia.

Imam menambahkan sukses Pilkada 2017, termasuk di Jakarta bukan semata tanggung jawab KPU selaku penyelenggara dan polisi selaku pengaman. Sukses pilkada adalah tanggung jawab semua.

"Siapa pun yang menang, itulah kemenangan rakyat. Jakarta milik kita bersama, mari kita jaga bersama-sama," pungkas Imam