Sukses

Melongok Jejak Kaum Tsamud, Umat Nabi Saleh di Madain Saleh

Butuh waktu sekitar enam jam dari Madinah untuk menuju lokasi.

Liputan6.com, Madinah - - Batu-batu besar dengan ragam bentuk estetis berdiri kokoh di sepanjang jalan di Madain Saleh, sekitar 470 kilometer dari Madinah, Arab Saudi. Lokasi ini disebut-sebut sebagai tempat tinggal kaum Tsamud, umatnya Nabi Saleh yang Allah SWT musnahkan akibat keingkarannya.

Bersama tim Media Center Haji (MCH), Liputan6.com mengunjungi situs tersebut. Butuh waktu sekitar enam jam dari Madinah untuk menuju lokasi. Sepanjang perjalanan, mata 'dimanjakan' dengan pemandangan khas Arab Saudi, yaitu padang pasir tandus yang dihiasi aktivitas sekelompok unta tengah berjalan mencari makan.

Saat akan memasuki daerah Madain Saleh, pengunjung harus melewati pintu masuk yang dijaga petugas kepolisian setempat. Setelah melapor kepada petugas jaga, rombongan MCH pun diperkenankan untuk menjelajahi tempat bersejarah tersebut.

"Nggak ditanya macam-macam. Mereka cuman tanya berapa orang, itu buat data mereka terkait jumlah wisatawan yang mengunjungi tempat ini," ujar guide, Hashem Hilaby kepada Liputan6.com, Sabtu 9 Oktober 2016 waktu Saudi.

Batu-batu kokoh dengan pahatan banyak ditemukan di Madain Saleh. (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Memasuki daerah Madain Saleh yang berpasir, gunung berbatu sudah mulai terlihat seolah menyambut pengunjung. Batu-batu super besar itu berdiri tegak memisah dan ada pula yang menyatu berbentuk bukit.

Di tiap sudut batunya, terdapat tekstur dalam ragam bentuk. Juga goresan garis-garis dalam bidang, menghadirkan volume cekung, cembung dan datar bahkan lubang yang tembus ke sisi lainnya.

Tak hanya itu, di sebagian besar batu itu juga terdapat pintu beserta ruangan kecil. Di dalam ruangan yang menyerupai kamar, ada bangku dari batu dengan goresan-goresan pahat tak beraturan di dindingnya. Di situs bersejarah ini disebutkan memiliki 132 kamar dan kuburan.

Bangsa Pemahat Batu

Menurut arkeolog, Brian Doe, dalam bukunya 'Southern Arabia, Thames and Hudson', kaum Tsamud dikenali melalui tulisan dan pahatan-pahatan yang mereka buat di dinding-dinding batu. Tulisan yang secara grafis itu sangat mirip dengan huruf-huruf Smaitic (yang disebut Thamudic) dan banyak ditemukan di Arabia selatan sampai Hijaz.

Kota peninggalan Kaum Tamud ini berada 470 kilometer dari Madinah (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Kaum Tsamud yang juga disebut Ashab al-Hijr atau penduduk di batu ini memang diakui dalam Alquran sebagai bangsa yang ahli dalam memahat gunung berbatu. Mereka hidup pada abad ke-8 sebelum masehi, sekitar tahun 800 SM.

"Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan." Begitu firman Allah dalam Alquran surat al-A’raf ayat 74.

Karena keahlian dan kepandaiannya itu, hasil ukiran yang dibuat kaum Tsamud dijadikan sebagai barang dagangan dengan komoditas lainnya. Sebagian lagi dibuat hiasan di rumah-rumah mereka.

Produk utama kaum Tsamud adalah barang pecah-belah (tembikar) yang unik, dan memiliki nilai seni yang berkualitas tinggi, sedangkan produk lainnya berupa kemenyan dan rempah-rempah. Dari hasil perdagangan tersebut memberikan kekayaan, sehingga memungkinkan mereka membangun istana, rumah yang dipahat dan makam pada batu karang.

Ada banyak ruangan di situs peninggalan Kaum Tsamud di Madain Saleh (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Namun lantaran mereka mengingkari Allah SWT dan tidak mengakui Saleh sebagai Nabi, Kaum Tsamud itu pun dihancurkan Allah SWT dengan petir yang menggelegar. Hal itu tertera dalam Quran surat Hud 67-68.

Kini kota bekas peninggalan umat Nabi Saleh menjadi salah satu kota warisan dunia. Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO), pada awal Juli 2008 mengesahkan kota tua Madain Saleh yang terletak di utara Madinah itu sebagai salah satu warisan dunia (World Heritage Site).

Peninggalan jejak kaum Tsamud itu tentu  menghadirkan pelajaran tersendiri.  Seperti halnya Allah menyelamatkan jasad Firaun setelah tewas tenggelam di laut merah.

"Agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami." Demikian firman Allah SWT dalam Quran surat Yunus ayat 92.