Sukses

BPBD: 27 Kecamatan di Kabupaten Bogor Rawan Bencana

Usman menyebutkan, sejak bulan September hingga awal Oktober 2016 ada 6 kejadian puting beliung.

Liputan6.com, Bogor - Sebagian wilayah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, rentan diterpa angin puting beliung. Masyarakat diimbau untuk waspada.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat, dari 40 kecamatan, terdapat 22 kecamatan rawan bencana longsor, banjir, dan puting beliung.

"Awalnya hanya 22 kecamatan, tapi sekarang bertambah ada sekitar 27 kecamatan yang rawan bencana," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Asep Usman, Selasa 11 Oktober 2016.

Ia mencontohkan, Kecamatan Ciawi, Jonggol, dan Gunungputri sebelumnya tidak masuk dalam daftar rawan bencana angin puting beliung. Potensi angin puting beliung berada di Kecamatan Ciomas, Tamansari dan Dramaga.

"Sekarang tidak bisa dipetakan. Wilayah yang tadinya aman dari angin puting beliung, sekarang bisa berpotensi. Seperti Jonggol dan Gunungputri itu," ujar Asep.

Usman menyebutkan, sejak September hingga awal Oktober 2016, ada 6 kejadian puting beliung. Di antaranya satu kasus di Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol dan Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri.

"Kasus paling menonjol sekarang ini bencana angin puting beliung," ujar dia.

Menurut Asep, angin puting beliung sukar dideteksi kemunculan dan lokasinya. Karenanya masyarakat diminta tetap waspada untuk mengantisipasi peristiwa puting beliung yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.

"Karena tidak bisa diprediksi kami hanya bisa menyiapkan personel dan logistik untuk penanganan pascabencana," ujar dia.

BPBD masih terus melakukan pendataan jumlah rumah rusak akibat diterjang angin puting beliung di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri, pada 9 Oktober 2016.

"Karena hujan terus, pendataan jadi terhambat. Tapi pohon yang tumbang, semua sudah bersih," ujar Usman.

Data sementara, jumlah rumah rusak ada 207 unit, terdiri 14 rumah rusak berat, 61 rumah rusak sedang, dan 124 rusak ringan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengingatkan cuaca ekstrim terjadi tiga bulan terakhir mulai dari September, Oktober hingga November.

"Selama tiga bulan ini potensi hujan disertai angin kencang atau cuaca ekstrem akan sering terjadi," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga, Dedi Sucahyono.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena sepanjang 2016 ini wilayah Bogor tidak mengalami musim kemarau.