Sukses

Dirut Bulog Akui Kirim Gula ke Padang Usai Ditelepon Irman Gusman

Namun Djarot Kusumayakti membantah, itu dilakukan karena ada permintaan khusus dari Irman.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Badan Urusan Logsitik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengakui mendistribusikan gula impor ke Padang, Sumatera Barat usai ditelepon eks Ketua DPD, Irman Gusman. Namun dia membantah, itu dilakukan karena ada permintaan khusus dari Irman.

Hal itu dikatakan Djarot usai menjalani pemeriksaan KPK. Djarot diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Memi, istri Dirut CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Susanto.

Meski begitu, usai Irman menelepon dia, stok gula baru dikirim sekitar seminggu setelahnya. Sebab, saat ditelepon Irman, stok gula impor baru ada saat itu.

"Pak Irman telepon sekitar 20 Juli 2016. Tanpa ditelepon Pak Irman pun, saya tidak bisa kirim. Wong saya gulanya baru siap tanggal 20 Juli itu dan kami salurkan baru tanggal 29‎ Juli," ujar Djarot di Gedung KPK, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.

Djarot mengatakan, baru mengirim gula impor ke Padang pada 29 Juli lantaran Bulog wilayah Padang baru mengajukan pada 25 Juli. Kemudian, CV Semesta Berjaya selaku distributor baru membayar pada 29 Juli tersebut.

"Karena memang Padang mengajukannya baru tanggal 25 Juli. Pembayaran yang dilakukan oleh CV SB baru tanggal 29 Juli," ucap Djarot.

Lebih jauh Djarot mengakui, ada lonjakan harga gula di Padang secara drastis. Sehingga sesuai instruksi Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat Gobel, pihaknya harus mengirim gula di wilayah yang harga gulanya meningkat drastis. Termasuk Padang.
‎
"Sesuai perintah dari Mendag, stok gula yang ada agar didistribusikan ke semua wilayah yang mengalami harga ekstrem. Sehingga saya ingin simpulkan, satu, tak ada kuota. Dua, kita akan kirim ke semua wilayah yang ada kenaikan ektremnya. Salah satunya Padang," ujar dia.
‎
KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus dugaan suap rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor wilayah Sumatera Barat tahun 2016 yang diberikan Bulog kepada CV Semesta Berjaya.

Ketiganya, yakni bekas Ketua DPD RI, Irman Gusman serta Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto dan istrinya, Memi‎.

Irman diduga menerima suap Rp 100 juta dari Xaveriandy dan Memi sebagai hadiah atas rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor untuk CV Semesta Berjaya tersebut.