Liputan6.com, Padang: Demonstrasi dengan membawa kerbau adalah tindakan immoral (tidak bermoral), demikian pendapat mantan Ketua MPR, Amien Rais saat menyampaikan tausiyah di hadapan ribuan warga Muhammadiyah di Lapangan Imam Bonjol Padang, Sabtu (6/2).[baca:"Sibuya" Tak Bisa Lagi Berdemo].
Dalam unjuk rasa di Jakarta memperingati 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyon dan Wakil Presiden Boediono, beberapa pengunjuk rasa membawa sekor kerbau. Namun hikmah dari semua itu, kata Amien, adalah bangsa ini masih akan disayang Tuhan kalau mau kembali ke jalan yang benar.
Ia menambahkan, kalau sebuah bangsa sering diberi peringatan tapi tidak mengambil hikmahnya, maka bisa diceburkan ke dalam lubang yang lebih dalam lagi, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. Dia mencontohkan negara Yugoslavia yang kini sudah tidak ada lagi. Dulu ada negara Yugoslavia, negara Eropa Timur yang kuat. Kini, negara itu sudah tidak ada lagi, karena sudah terpecah menjadi negara Kroasia, Bosnia, dan lainnya, kata Amien.
Hal sama juga dialami negara Uni Soviet di mana negara kuat itu juga sudah tidak ada lagi. Ia mengatakan, kalau tokoh-tokoh Indonesia tidak mendengar kebenaran yang disampaikan, maka tidak mustahil apa yang terjadi pada Uni Soviet dan Yugoslavia bisa terjadi di Indonesia. "Ini hanya sekedar warning (peringatan)," kata Amien yang datang dari Jakarta didampingi Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kerja semua menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (2/2), meminta menteri dan gubernur membahas cara unjuk rasa 28 Januari diantaranya membawa kerbau yang disertai tulisan bernada sindiran kepada Presiden RI.(Ant/AYB)
Dalam unjuk rasa di Jakarta memperingati 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyon dan Wakil Presiden Boediono, beberapa pengunjuk rasa membawa sekor kerbau. Namun hikmah dari semua itu, kata Amien, adalah bangsa ini masih akan disayang Tuhan kalau mau kembali ke jalan yang benar.
Ia menambahkan, kalau sebuah bangsa sering diberi peringatan tapi tidak mengambil hikmahnya, maka bisa diceburkan ke dalam lubang yang lebih dalam lagi, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. Dia mencontohkan negara Yugoslavia yang kini sudah tidak ada lagi. Dulu ada negara Yugoslavia, negara Eropa Timur yang kuat. Kini, negara itu sudah tidak ada lagi, karena sudah terpecah menjadi negara Kroasia, Bosnia, dan lainnya, kata Amien.
Hal sama juga dialami negara Uni Soviet di mana negara kuat itu juga sudah tidak ada lagi. Ia mengatakan, kalau tokoh-tokoh Indonesia tidak mendengar kebenaran yang disampaikan, maka tidak mustahil apa yang terjadi pada Uni Soviet dan Yugoslavia bisa terjadi di Indonesia. "Ini hanya sekedar warning (peringatan)," kata Amien yang datang dari Jakarta didampingi Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kerja semua menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (2/2), meminta menteri dan gubernur membahas cara unjuk rasa 28 Januari diantaranya membawa kerbau yang disertai tulisan bernada sindiran kepada Presiden RI.(Ant/AYB)