Sukses

Rute Demo Ahok, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Massa anti-Ahok mulai bergerak dari titik kumpul awal di Masjid Istiqlal setelah salat Jumat.

Liputan6.com, Jakarta Ribuan massa dari berbagai elemen akan berdemonstrasi menolak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Aksi yang berlangsung di sejumlah titik ini rencananya dimulai pukul 13.00 WIB.

Kepolisian telah menyiapkan sejumlah rekayasa arus lalu lintas saat massa bergerak ke titik-titik orasi. Hal itu untuk menghindari kemacetan di sekitar lokasi demonstrasi.

Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, rekayasa lalu lintas bersifat situasional. Pengalihan arus lalu lintas akan dilakukan jika massa anti-Ahok menutupi badan jalan saat melakukan long march dari Masjid Istiqlal menuju Balai Kota DKI Jakarta.

"Rutenya dari Masjid Istiqlal-Lapangan Banteng-Pejambon-KKP-Balai Kota. Pada saat massa bergerak simpang, dilakukan buka-tutup dan sebagian alih arus bersifat situasional," kata Budiyanto saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (14/10/2016).

Dia menjelaskan, dalam pengaturan lalu lintas, pihaknya sudah menyiagakan ratusan personel, yang telah ditempatkan di beberapa titik yang akan dilalui ribuan massa tersebut.

"Personel dari lantas yang kami siapkan 548 orang," ungkap Budiyanto.

Menurut dia, massa mulai bergerak dari titik kumpul awal di Masjid Istiqlal setelah salat Jumat. Kemudian, bergerak ke kantor Bareskrim di KKP, kemudian ke kantor Balai Kota DKI.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, kepolisian akan menerjunkan 28 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 2.800 personel. Namun jumlah itu masih bisa ditambah sesuai kebutuhan di lokasi.

Awi berharap aksi ini berlangsung damai. Jika ada massa yang membawa peralatan atau barang terlarang, polisi akan mengambil tindakan tegas dan akan memprosesnya secara hukum.

"Kami berharap aturan dan koridor yang sudah jelas dan sama-sama ditaati. Kalaupun demo sampai lebih pukul 18.00 WIB, semua bisa dibicarakan. Kalau tidak cukup, besok atau lusa bisa dilakukan lagi. Demokrasi kan bisa dibicarakan," papar Awi.

Video Terkini