Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh orang lelaki duduk melingkar di lantai dua Masjid As-Shaf, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Selasa siang, 11 Oktober 2016. Di belakang lingkaran itu, ada dua perempuan yang ikut duduk. Mereka bersila dengan khusyuk mendengarkan nasihat dari seorang lelaki yang membaur dalam lingkaran tersebut. Adalah Adam Amrullah yang menyampaikan petuah agama sebagai bagian dari prosesi rukyah.
Isi tausiah berkisar tentang doa dan pengobatan dalam tradisi Islam untuk menangkal gangguan jin. Suara batuk dari peserta rukyah memecah keheningan masjid. Tak menunggu lama sampai akhirnya hampir semua peserta rukyah terbatuk dan memuntahkan cairan dari tenggorokan mereka.
Adam bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati setiap peserta. Langkahnya terhenti pada Yuyun Siti Kuraesin (40) yang terbatuk hebat. Adam mengajak Yuyun untuk memuntahkan sesuatu yang tengah dirasakan dalam perut dan dadanya. “Yang ada dari dalam, keluarlah,” ucap Adam kepada Yuyun.
Advertisement
Ucapan Adam membuat Yuyun kembali muntah dan mengerang kesakitan. Rukyah yang dilakukan Adam bertujuan untuk mengeluarkan jin yang merasuk ke dalam tubuh seseorang. Rukyah ini merupakan proses pengobatan yang berdasar kepada tradisi Nabi Muhammad untuk menyembuhkan gangguan jin.
Adam menuntun Yuyun selama 30 menit. Selama kurun waktu tersebut, Adam mengajak Yuyun untuk mengislamkan jin jahat yang bersemayam di tubuhnya. Caranya adalah dengan melafazkan kalimat syahadat. Setiap kata yang diucapkan membuat Yuyun menitikkan air mata sembari menahan tangis. Yuyun juga merasakan sakit yang teramat sangat di pundaknya.
Menurut Adam, gangguan jin kerap membikin pengidapnya mengalami kegelisahan. Jika dibiarkan terlalu lama, rasa gelisah bisa makin mengganggu psikologis seseorang hingga menyulut kesurupan.
Guru Besar Krimonologi Universitas Indonesia, Ronni Rahman Nitibaskara, mengatakan fenomena gangguan makhluk gaib terhadap manusia dipelajari dalam ilmu sosial. Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dikenal sebagai okultisme. Sistem kepercayaan orang Indonesia, dia melanjutkan, sangat dekat dengan keberadaan makhluk gaib dan berbagai fenomena sosial yang menyertai kepercayaan itu.
Profesor yang banyak meneliti soal fenomena mistik dalam kejahatan ini menilai rukyah bisa mengobati gangguan buruk makhluk gaib yang terjadi pada seseorang. Musababnya, rukyah dipercaya memiliki energi positif yang dapat mengusir energi negatif yang muncul dari gangguan gaib. “Pengobatan dengan rukyah bisa menjadi solusi,” kata Ronni kepada Liputan6.com.
Psikolog Klinis Universitas Indonesia, Ivan Sujana, mengatakan ilmu psikologi tidak mengenal gangguan makhluk gaib. Musababnya, keberadaan makhluk gaib bukan studi yang bisa dibuktikan menggunakan metodologi ilmiah. Psikologi klinis mengakui keberadaan brief psychotics episodes, yakni gangguan psikologis yang berlangsung singkat dan tidak berulang. Fenomena ini dekat dengan fenomena gangguan makhluk gaib berupa kesurupan.
"Saat seseorang terputus dengan realitas, dia seakan-akan menjadi orang yang berbeda dengan sebelumnya. Dia bisa melakukan hal yang tidak masuk akal. Setelah serangan berakhir, dia kembali ke kondisi normal," katanya.
Yuyun lebih memilih pengobatan alternatif sebagai solusi atas permasalahan gangguan yang dialaminya. Yuyun mengaku telah berulang kali mencari solusi pengobatan sebelum mengikuti metode rukyah. Salah satunya kepada seseorang yang mengaku kiai. Namun, metode pengobatan sang kiai seperti perdukunan. Menurut dia, sejak menempuh rukyah, dia menemukan ketenangan yang tidak didapatkannya selama hampir dua dekade. “Saya sudah berobat sejak usia 23 tahun,” tutur guru matematika ini.
Merukyah Diri
Praktisi rukyah Adam Amrullah mengatakan pengobatan melalui metode rukyah sudah tren di Indonesia sejak awal 2000-an. Rukyah menjadi jalan pengobatan alternatif untuk sejumlah kalangan: dari artis hingga pejabat. Umumnya, Adam melanjutkan, pasien rukyah datang berobat lantaran merasa butuh dukungan ruhaniah dalam untuk melengkapi pengobatan fisik yang mereka terima dari dokter.
Adam yang tergabung dalam Komunitas Cinta Rukyah mengajak Liputan6.com mengikuti proses rukyah yang digelar di Masjid As-Shaf, Bintaro, Selasa pekan lalu. Bapak dua anak dan penggemar motor besar ini hanya meminta, peserta rukyah untuk membawa air minum dan kantong plastik. Ia juga tak memberikan syarat material untuk menjalani proses rukyah. “Syaratnya cuma dia berdoa sama Allah SWT, dia kembali sama Allah SWT,” kata Adam.
Adam memulai rukyah dengan salam dan memanjatkan pujian kepada Allah SWT. Kemudian, ia memberikan tausiyah tentang kebutuhan manusia untuk diobati. Tak berselang lama selepas tausiah disampaikan, saya mulai batuk. Rasa gatal menerjang tenggorokan. Ada yang terasa merambat naik dari ujung lambung menuju tenggorokan. Bergejolak dan meminta dikeluarkan.
Awalnya, saya hanya merasa itu sebagai batuk biasa. Tapi, sesuatu terus-terusan menggelitik tenggorokan saya. Rasa gatal itu terus-terusan menggoda sepanjang lelaki yang akrab disapa Ustaz Adam itu menyampaikan nasihat. Adam yang tepat duduk di hadapan saya pun menyadari ada yang tak beres dengan saya. Kantong plastik yang sudah saya siapkan pun akhirnya saya buka. Air liur dan batuk bersamaan keluar dari mulut. Dia pun meminta saya untuk terus mengeluarkan apa yang tengah menggelitik di tenggorokan.
“Bismillah keluar dengan cara lembut, dengan cara aman,” ucap Adam. Serta merta, batuk dan liur terus menjulur keluar. Dia kembali meminta apa yang terdapat dalam diri saya untuk keluar. Kalimat permintaan pun diucapkan Adam kepada sesuatu, yang belakangan dia ceritakan sebagai jin. Jin itu, tanpa saya sadari, menempel di tubuh saya.
Batuk tak juga berhenti. Hingga akhirnya saya merasakan, batuk itu nyaris membuat saya terpelanting, andai tak ada yang menahan tubuh saya. Satu kejadian yang secara sadar saya alami dan sulit dimengerti. Saat itu, dorongan yang terasa sangat kuat menghantam tubuh bersamaan dengan keluarnya batuk. Ini kali pertama saya merasakan batuk yang di luar nalar. Sebab, punya energi yang begitu besar.
Selepas batuk itu, Ustaz Adam mengajak saya membaca surat Al-Fatihah dan meniupkannya ke botol air mineral untuk kemudian diminum. Surat pertama dalam Al-Qur’an dan dipercaya umat Islam sebagai salah satu ayat yang bisa mengusir pengaruh buruk dan energi negatif. Tak lupa, dia mengajak saya untuk terus beristigfar, memohon ampun atas semua dosa dan kekhilafan yang kerap saya lakukan. Selepas berdoa dan beristigfar, batuk pun berhenti. Ada rasa "plong" di tenggorokan, tapi juga membuat badan terasa lemas. Mungkin lantaran banyak energi yang keluar selepas sesuatu yang konon disebut jin, keluar dari tubuh.
Itu pun dialami Yuyun. Perempuan asal Bandung itu juga mengalami kejadian serupa saat proses rukyah. Bedanya, Yuyun terus-terusan meringis dan muntah. Dia tampak tak kuat menahan rasa sakit dan gejolak yang terjadi dalam dirinya. Ustaz Adam kemudian mendatangi Yuyun dan membimbingnya untuk menjalani proses rukyah. Puncaknya, Adam membimbing Yuyun berdoa kepada Allah SWT untuk dapat mengeluarkan jin yang berontak enggan dikeluarkan dari tubuh Yuyun.
“Ya Allah, berilah hidayah untuk jin yang menggangu saya ini, ya Allah,” ucap Adam dan ditirukan Yuyun sembari mengusap seluruh badannya. Lepas itu, Ustaz Adam mengajak jin di tubuh Yuyun untuk melafalkan dua kalimat syahadat. “Jangan ganggu dia lagi ya. Sekarang kamu keluar bersama kawan-kawan kalian semua. Keluar dari mulut,” perintah Adam yang mendadak sontak membuat Yuyun muntah.
Advertisement
Menapaki Jalan Rukyah
Rukyah marak di Indonesia sejak 2000. Ini membuat banyak orang tertarik belajar dan mengikuti rukyah. Adam mengaku dirinya sudah mulai mengikuti rukyah pada awal dekade 2000. Awalnya, ia mengikuti rukyah pada salah seorang ustaz, untuk menyembuhkan indigo yang diidapnya sejak kecil. Pertengahan dekade 2000-an, Adam akhirnya memutuskan untuk menekuni rukyah. “Saya belajar di Bekam Rukyah Center. Kemudian 2012 sama Ustaz Perdana Ahmad belajar rukyah, tahun 2013 sama Ustadz Fadlan, sampai sekarang saya ikut terus kursus rukyah,” ujar Adam.
Sepanjang belajar inilah, Adam mulai merasa perlu mempraktikkan ilmu yang sudah didapatnya. Dia pun merukyah sejumlah pihak, mulai dari masyarakat biasa, artis, hingga pejabat. Dari muslim hingga nonmuslim. Kesemuanya dilakukan Adam hanya berbekal satu syarat. Sang pasien harus mau bertawakal (berserah diri) kepada Allah SWT. Syarat ini, kata Adam, menjadi mutlak dalam terapi rukyah. Sebab tanpa keberserahdirian, Adam tak mampu berbuat banyak.
Adam menjelaskan, jalan rukyah merupakan jalan keberserahdirian dan mengembalikan segala sesuatu kepada Tuhan. Manusia, kata dia, hanya bisa berusaha. Sebab, yang mampu mengobati hanya Yang Maha Kuasa. Pemahaman ini yang coba disebarkan Adam dan Komunitas Cinta Rukyah, setiap kali memberi tausiah saat merukyah orang. Termasuk kepada orang-orang yang kerasukan dan kesurupan jin. “Mengajak orang sama-sama taat sama Allah SWT,” kata Adam.
Keberserahdirian ini diakui Ivan Sujana sebagai hal dasar yang disugestikan perukyah kepada pasien-pasiennya. Ivan, yang secara pribadi mengakui fenomena kesurupan, menyebut efek sugesti berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, sebagai hal elementer yang bisa menguatkan individu yang mengalami kesurupan untuk menyembuhkan dirinya sendiri (self healing). Efek sugesti ini, kata dia, mampu mendorong individu bertahan dari gangguan kesurupan, yang dipahami psikologi sebagai brief psychotic episodes ini.
Lebih dari itu, Ivan menyakini efek keberserserahdirian ini mampu menampilkan sosok individu yang berbeda. Kemampuan menyembuhkan diri dapat memunculkan rasa kebahagiaan yang mampu menutup ruang kosong yang ditinggalkan rasa sakit sebelumnya. Ini yang menjadikan seseorang yang baru menjalani rukyah tampak berbeda. Meski Ivan memprediksi gejala serupa bisa kembali hadir dalam waktu dan lingkungan yang sama. “Kalau kita kasih waktu, ada masalah-masalah lagi di lingkungan, gejala itu bisa muncul lagi,” kata Ivan.
Lantaran itu, Adam mengingatkan, rukyah adalah sebuah jalan. Pokok utama dalam rukyah adalah bagaimana mengembalikan diri ke jalan yang sudah ditentukan Yang Maha Kuasa. Adam menyebut, dirinya hanya bisa memandu orang untuk bisa sembuh. Tapi, yang bisa menyembuhkan hanya Yang Maha Kuasa. “Solusinya hanya satu, kembali lagi ke Allah SWT. Kami hanya guide. Hanya membimbing saja,” tutur Adam.