Sukses

Rompi Antipeluru untuk Pengamanan Sidang Umum Interpol

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Agung Budi Maryoto mengecek langsung kesiapan Sidang Umum Interpol di Nusa Dua, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang sidang umum Interpol ke-85, sejumlah persiapan terus dilakukan. Salah satunya pengamanan di sekitar lokasi acara, Nusa Dua, Bali.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Agung Budi Maryoto yang mengecek langsung kesiapan ITDC Nusa Dua mengatakan, ada perbedaan dari segi pengamanan menjelang sidang umum Interpol kali ini. Prosedur pengamanan, kata dia, mengikuti standar internasional.

"Karena ini merupakan ajang dunia, untuk itu anggota dan kendaraannya harus memenuhi standar internasional," kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Dalam kunjungannya itu, Budi juga mengecek kesiapan kendaraan bermotor roda dua yang berjumlah 92 dan roda empat berjumlah 85 unit, yang akan dipergunakan dalam Sidang Umum Interpol pada 7 November hingga 9 November 2016 mendatang.

Setiap kendaraan diperiksa secara teliti mulai mesin, lampu rotator, rotator ban, termasuk kelengkapan lain yang melekat di anggota.

Sebagai langkah mengamankan sidang umum Interpol, Agung juga membekali anggotanya di lapangan dengan rompi antipeluru. Menurut dia, hal ini juga merupakan standar operasional prosedur (SOP) di setiap pelaksanaan sidang umum Interpol.

"Untuk melengkapi keamanan, anggota yang bertugas di lapangan dilengkapi rompi antipeluru dan senjata tajam," ujar Agung.

Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaran Sidang Umum Interpol ke-85.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, ajang ini merupakan kesempatan baik bagi Polri untuk menunjukkan bahwa Polri menjadi bagian dari kepolisian negara maju.

"Kita tidak kalah dari kepolisian negara lain. Kita diberi kesempatan dan belum pernah sebelumnya menyelenggarakan konferensi Interpol yang jumlah anggotanya lebih dari 190 negara," kata Tito di Mabes Polri, Jumat 16 September 2016 lalu.

Tito menjelaskan, anggota Interpol sekitar 190 negara. Jika kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun maka Indonesia mesti menunggu 100 tahun lagi untuk menjadi tuan rumah.

"Ini adalah momentum emas bagi kita untuk bisa menyelenggarakan dengan baik dan kita ingin membuktikan kepada komunitas kepolisian internasional bahwa kepolisian kita  juga sudah cukup maju," kata Tito

Adapun isu yang akan dibahas dalam sidang tersebut antara lain terorisme, perdagangan manusia, cyber crime, dan kejahatan lintas batas.

Video Terkini