Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP tidak mau terlena dan belajar dari kesalahan masa lalu. Meskipun berpredikat pemenang Pemilu 2014, PDIP tetap harus berbenah dan memperbaiki diri. Di antaranya melalui kaderisasi.
"PDIP intens melakukan kaderisasi agar kader PDIP punya standar etika dan moral yang baik, serta memiliki kader militan yang memegang tanggung jawab kerakyatan, agar rakyat bisa hidup lebih baik dan lebih bermartabat," kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu malam, 22 Oktober 2016.
"Kaderisasi adalah cara terorganisir agar PDIP dapat memenangkan Pemilu 2019," Hasto menambahkan.
Advertisement
Dalam acara pendidikan kader pratama DPC PDIP Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu Hasto mengingatkan, tren pemenang pemilu sejak 1999 terus menurun. Pada saat Pemilu 1999, PDIP meraih suara 33,74 persen. Lalu pada Pemilu 2014 saat meraih kemenangan Pemilu Legislatif atau Pileg, raihan suara hanya 18,95 persen.
"Jangan terlalu bangga atas hasil Pemilu 2014. Kepercayaan rakyat ini harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Kaderisasi untuk memperbaiki disiplin partai. PDIP akan terus melakukan perbaikan dan menjadikan partai sebagai obor penerang bagi rakyat," dia memaparkan.
Dalam kesempatan itu, Hasto menjelaskan lima kesadaran yang harus menjadi perhatian bagi kader PDIP. Yaitu, membangun kesadaran ideologi, kesadaran organisasi, kesadaran politik, kesadaran menyelesaikan permasalahan rakyat, dan kesadaran terhadap lingkungan.
Hasto menekankan pentingnya kader untuk menegakkan disiplin. Bahkan, DPP PDIP sangat tegas dan menjatuhkan sanksi pemecatan, bagi kader yang terlibat korupsi dan narkoba.
Rekrut Kaum Muda
Hasto mengatakan, PDIP terus memperkuat wajah kerakyatan dan kebudayaan partai. Untuk itu, disain rekrutmen dan kaderisasi diperkuat dan dijalankan untuk menanamkan ideologi kepada para kader, agar memahami permasalahan masyarakat dan memperkuat ikatan emosional dengan Bung Karno, Sang Proklamator RI.
"PDIP tidak menutup mata masih ada kekurangan. Masih ada kendala sumber daya manusia. Tapi PDIP bergerak dengan penuh keyakinan, melakukan perbaikan internal agar PDIP tampil dengan wajah ideal partai," ujar dia.
"Di seluruh wilayah yang sudah selesai pilkada, PDIP menjalankan proses kaderisasi kepemimpinan sebagai jawaban atas kritik masyarakat terhadap partai," Hasto menambahkan.
Hasto menerangkan kader PDIP di Gunungkidul misalnya, tidaklah berdiri sendiri. Tetapi menjadi kekuatan partai dari Sabang sampai Merauke.
"Kader ini akan ditugaskan ke daerah lain, termasuk ke Aceh, dan Papua. Sehingga membangun ke-Indonesiaan yang satu bisa dijalankan. PDIP tidak mengenal seseorang dari unsur agama atau ras, semua sama. Indonesia bukan untuk agama tertentu, bukan untuk suku tertentu tapi Indonesia untuk semua," kata dia.
Karena itu, kata Hasto, kader PDIP akan mendapat penugasan tinggal di luar wilayahnya, untuk memperkokoh ke-Indonesiaan kader partai.
Hasto juga mengimbau kader agar mendekati dan merekrut kaum muda, khususnya kalangan SMA dan diberi penjelasan mengenai kepeloporan dan kepemimpinan Bung Karno. Apalagi sejarah mencatat Bung Karno sangat memberi perhatian kepada kaum muda.
"Anak SMA tunas bangsa yang harus ditumbuhkembangkan. Partai harus bisa menumbuhkan semangat ke anak muda," Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memungkasi.