Liputan6.com, Bekasi - Masih ingat dengan peristiwa bom Thamrin pada 14 Januari lalu? AKBP Ahmad Untung Surianta atau dikenal dengan Untung Sangaji adalah salah satu orang yang berhasil melumpuhkan para teroris bom Thamrin, Jakarta Pusat.
Belum lama ini sebuah bom meledak di bilangan Jatimelati, Kota Bekasi, Jawa Barat membuat insting prajuritnya kembali terusik. Saat itu si penakluk teroris tengah lari pagi.
Baca Juga
Bunyi ledakan tersebut terdengar dari radius 1,5 kilometer dan merusak bangunan dalam radius 200 meter. Ledakan tersebut diduga berasal dari tabung gas 50 kilogram dari dalam outlet Pizza Hut Delivery (PHD).
Advertisement
Berita penakluk teroris beraksi saat ledakan PHD Bekasi paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Senin (24/10/2016).
Kabar lainnya yang juga tak kalah menarik, perihal raibnya dokumen hasil investigasi Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Juga tentang kesediaan Ahok agar Bareskrim Polri memeriksanya terkait laporan dugaan penistaan agama.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News:
1. Kisah Penakluk Teroris Thamrin Beraksi Saat Ledakan PHD Bekasi
Masih melekat jelas di benak AKBP Ahmad Untung Surianta atau dikenal dengan Untung Sangaji, peristiwa 14 Januari lalu. Telunjuknya harus menarik pelatuk dari senjata api miliknya, demi melumpuhkan teroris yang akan meledakkan bom kedua pada peristiwa bom Thamrin, Jakarta Pusat.
Untung Sangaji, lagi-lagi berada dekat dari lokasi kejadian ledakan. Kali ini, Minggu paginya diusik dengan ledakan yang diduga berasal dari tabung gas 50 kilogram dari dalam outlet Pizza Hut Delivery (PHD) di bilangan Jatimelati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Keras sekali suara ledakan itu. Saya sempat hampir lari ambil senjata saya di dalam. Tapi saya pikir harus selamatkan dulu warga sekitar," ucap AKBP Untung Sangaji kepada Liputan6.com di lokasi kejadian, Minggu, 23 Oktober 2016.
"Antara PHD dan belakangnya ada rumah, di samping situ si ibu minta tolong dari dekat reruntuhan puing. Kepalanya berlumur darah. Kalau telat sedikit, mungkin tidak terselamatkan," kata Untung menceritakan kisahnya kemarin pagi.
Dari pemantauan Liputan6.com di lokasi kejadian, Untung begitu sigap dan peduli dengan warga yang juga menjadi tetangganya. Hingga hampir tengah malam tadi, Untung masih sibuk memperingatkan warga agar tidak ada yang mendekat ke lokasi ledakan PHD Bekasi.
2. SBY Siap Jelaskan soal Dokumen TPF Kasus Munir
Raibnya dokumen hasil investigasi Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir turut menjadi perhatian Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
SBY pun siap menjelaskan perihal dokumen TPF kasus Munir. "Saya amati perbincangan publik ada yg berada dlm konteks, namun ada pula yg bergeser ke sana - ke mari & bernuansa politik," tweet mantan Presiden SBY dalam akun di Twitter, @SBYudhoyono, bertanda *SBY*, Minggu malam, 23 Oktober 2016.
Ada 11 tweet dari akun @SBYudhoyono terkait hilangnya dokumen TPF Munir. Termasuk, mengingatkan bahwa Munir meninggal dunia di atas pesawat Garuda yang tengah menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004.
Selama dua pekan terakhir, SBY yang kini menjabat Ketua Umum Partai Demokrat terus mengamati perkembangan soal dokumen TPF Munir. Untuk itu, ia bersama para mantan menteri yang pernah duduk di Kabinet Indonesia Bersatu sedang mempersiapkan penjelasan terkait dokumen TPF Munir.
3. Ahok Minta Polisi Periksa Dirinya Terkait Dugaan Penistaan Agama
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta kepada Bareskrim Polri agar memeriksanya terkait laporan dugaan penistaan agama.
"Sepertinya mau datang sendiri dia (Pak Ahok), berkoordinasi dengan penyidik. Dia mohon waktu untuk diperiksa," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Pelaporan juga dilayangkan pihak Ahok terkait kemunculan potongan rekaman video yang menjadi pemicu munculnya dugaan tindak penistaan agama.
Aksi saling lapor itu bermula dari munculnya potongan video di sebuah akun Facebook bernama "Si Buni Yani" (SBY). Video itu berisi potongan pidato Ahok saat bertemu warga di Kepulauan Seribu. Dalam video tersebut, Ahok dianggap menista agama karena mengutip potongan ayat di Alquran terkait kepemimpinan.
Atas bukti potongan video itu, Jumat, 7 Oktober 2016, sejumlah elemen dari organisasi otonom Muhammadiyah, di antaranya Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) melaporkan Ahok atas dugaan penistaan agama ke Polda Metro Jaya.