Sukses

Mabes Polri Tak Akui Amir Papalia Wartawan Divisi Hukum Polri

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli mempertanyakan surat tugas dari Divisi Hukum Polri yang dikantongi Amir.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Amir Papalia, pria yang mengaku wartawan Bhayangkara Indonesia (Bharindo) Divisi Hukum Polri, mendadak menjadi sorotan publik. Bukan tanpa sebab, ia mengklaim melihat suami mendiang Wayan Mirna Salihin, Arief Soemarko, bertemu barista Kafe Olivier Rangga Dwi, sebelum peristiwa terbunuhnya Wayan Mirna Salihin.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar ketika dikonfirmasi mengenai hal itu, mengaku tidak mengetahui siapa Amir Papalia. Bahkan ia mempertanyakan kebenaran pernyataan Amir yang mendompleng nama Divisi Hukum Polri.

"Saya tidak pernah dengar itu. Wartawan divisi hukum? Maksudnya dia bekerja di media apa?" ungkap Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Boy juga mempertanyakan surat tugas dari Divisi Hukum Polri yang dikantongi Amir. Menurut dia, jika Mabes Polri memberikan tugas dalam rangka peliputan, pasti surat tugasnya di bawah Divisi Hubungan Masyarakat Polri.

"Ya mungkin berkaitan dengan masalah hukum. Tapi ya saya baru dengar. Nama wartawannya juga baru dengar," terang Boy.

Sebelumnya, Amir Papalia memastikan dirinya melihat barista Kafe Olivier Rangga di pinggir jalan dekat Kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Ia mengatakan melihat pria mirip Rangga pada 5 Januari atau sehari sebelum Wayan Mirna Salihin meninggal pada 6 Januari 2016.

Di saat yang sama, Amir juga mengaku melihat pria mirip suami Mirna, Arief Soemarko. Namun ia mengaku hanya melihat pria mirip Arief dari samping dan belakang.

"Saya lihat pria mirip Rangga di pinggir jalan itu, saya bisa kasih angka 99 persen mirip, karena saya berhadapan. Kalau Arief 80 persen karena saya lihat belakang," kata Amir di Hotel Santika, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu 22 Oktober 2016.

Bahkan, Amir menegaskan, saat itu Rangga tengah membawa bungkusan. Namun dia tidak bisa memastikan yang dibawa Rangga adalah uang. Amir juga tak bisa memastikan Arief dan Rangga tengah berkomunikasi, apalagi melakukan transaksi.