Sukses

Pria Tewas Usai Bayar PSK dengan Uang Palsu di Jembatan Genit

Kapolsek Tanjung Duren Kompol Zaky Nasution mengatakan setelah diselamatkan Aman mengeluh sakit dan meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria dihakimi massa hingga sekarat dan ditangkap polisi gara-gara membayar seorang pekerja seks komersial (PSK) dengan uang palsu. Tak lama setelah diamankan polisi dari amukan massa dan dimintai keterangan, pria bernama Ano Bin Aman (32) itu meninggal dunia.

Peristiwa ini bermula ketika Ano, warga Kampung Tapos RT 12/64 Tiga Raksa, Banten, cekcok dengan seorang PSK. Gara-garanya Aman membayar teman kencannya itu dengan uang palsu dan hal itu diketahui si PSK.

Tak sudi dibayar dengan uang palsu, si perempuan penjaja seks protes hingga terjadi keributan. Ano pun dikeroyok massa hingga babak belur di kawasan Jembatan Genit, Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat.

Setelah ia babak belur, polisi baru datang dan menyelamatkannya ke Mapolsek Tanjung Duren.

Kapolsek Tanjung Duren Kompol Zaky Nasution mengatakan, setelah diselamatkan Ano mengeluh sakit dan meninggal dunia di rumah sakit. Zaky menduga meninggalnya pelaku karena efek dari amukan massa pada saat pelaku ditangkap Sabtu 22 Oktober 2016.

"Pas dibawa ke polsek kondisinya babak belur dan bau karena dia sempat coba melarikan diri dengan loncat ke kali. Nggak lama dia naik, digebukin massa dan dibawa kemari," ujar Zaky di Jakarta Barat, Rabu (26/10/2016) sore.

Ano sempat sadar dan diperiksa. Namun, kata Zaky, saat dilakukan pengembangan, Ano mengeluhkan sakit di bagian kepalanya, sehingga polisi pun membawanya ke rumah sakit Polri Kramat Jati pada Selasa (25 Oktober 2016) sekitar pukul 08.00 WIB.

"Katanya sakit di bagian kepala, kita bawa ke RS Polri. Sekitar pukul 11.30 WIB dia meninggal. Kita kabarin ke pihak keluarga untuk dilakukan autopsi tapi keluarganya nolak," jelas Zaky.

Karena Ano meninggal, kasus pengembangan uang palsu dihentikan. Apalagi selama pemeriksaan polisi tak‎ menemukan pelaku lain.

"Dia pemain tunggal, jadi kasus ini akan kita hentikan," ucap Zaky.

Usai menyelamatkan Ano, polisi mengamankan 3 uang palsu di dalam dompetnya dan 13 uang palsu di rumahnya. Kini jasad Ano sudah diambil oleh keluarganya untuk dimakamkan di sekitar kampung Topas. Disebutkan, uang yang digunakan Ano untuk membayar PSK merupakan hasil cetak dari mesin printer.