Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia bisa besar dan maju apabila kembali kepada nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa. Sebab, nilai-nilai luhur adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Kalau kita kembali pada nilai-nilai luhur itu, kita yakin Indonesia bisa besar dan maju. Begitu juga sebaliknya, Indonesia belum menjadi bangsa yang besar dan maju karena telah meninggalkan nilai-nilai luhur itu," kata Zulkifli ketika membuka Kongres Pemuda Indonesia bersama Jong Indonesia sekaligus sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Zulkifli menjelaskan, sebuah bangsa bisa besar dan maju bila menguasai ilmu pengetahuan. Tetapi ilmu pengetahuan saja belum cukup, perlu ada trust atau kepercayaan.
Advertisement
"Tetapi Adam Smith mengatakan kemajuan bangsa terpulang pada budaya. Budaya adalah nilai-nilai," ucap dia.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, selain sumber daya alam, keragaman, dan kekayaan lainnya, Indonesia juga memiliki nilai-nilai luhur.
"Kita punya nilai-nilai luhur. Kita punya Pancasila, konstitusi, nilai-nilai luhur sejarah bangsa sendiri," kata dia.
"Nilai-nilai luhur yang diyakini membuat Indonesia akan menjadi besar dan maju. Dengan kata lain, kita tidak maju karena kita meninggalkan nilai-nilai luhur itu," tegas dia.
Sekarang, kata Zulkifli, Pancasila tidak lagi menjadi pandangan hidup karenanya terancam lumpuh. Sebagai buktinya adalah saat ini tumbuh subur radikalisme dan intoleran.
"Kita mesti merevitalisasi kembali nilai-nilai luhur itu. Dalam kongres ini, pemuda perlu membahas bagaimana mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa itu menjadi perilaku," imbau dia.
"Jadilah pemuda Pancasilais. Yaitu perilaku yang disinari cahaya Ilahi, memanusiakan manusia, menjaga persatuan, musyawarah mufakat, dan mewujudkan keadilan sosial. Kalau kembali pada nilai-nilai luhur itu kita akan besar dan maju bersama-sama," tutup Zulkifli.
Kongres dan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini diikuti sekitar 300 pemuda pemudi, yang merupakan perwakilan dari berbagai provinsi.