Liputan6.com, Jakarta Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengungkapkan ada pengangkatan rektor di universitas negeri yang kurang transparan. Dia menyatakan ada indikasi kecurangan berbau korupsi.
Terkait hal itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)Â Muhammad Nasir angkat bicara. Menurut dia, selama ini para calon rektor selalu mendapat pengawasan selektif yang ketat dari kementerian.
"Kan dari hasil pemilihan senat dan dekan maka akan dipilih jadi tiga. Dari tiga ini diserahkan kepada kementerian dan penelusuran track recordnya. Nanti Irjen maupun Dirjen yang akan memeriksanya. Kemudian baru diambil suara, dari Kementerian 35 persen, senat 65 persen," ucap Nasir di kantornya, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Advertisement
Nasir pun mempertanyakan, mana yang dipandang KPK tidak transparan. Sebab, jika memang ada, ke depan dia akan melibatkan KPK.
"Katanya enggak transparan, saya tanya, saya ingin konsultasi, saya terbuka betul. Enggak boleh ada permainan. Saya minta ketemu dan apa yang harus saya lakukan. Sehingga ke depan tak seperti ini lagi," kata dia.
"Kalau udah masuk ke saya, saya akan me-review. Kalau perlu saya akan libatkan KSN, bahkan dari Eselon satu Dikti hingga KPK ini dilibatkan. Supaya clear betul," tegas Nasir.
Meski demikian, Nasir tidak membantah adanya dugaan permainan dari senat. Di mana munculnya timses untuk calon rektor.
"Kami menengarai adanya permasalahan di penyaringan senat. Muncul Timses. Suasana pemilihan rektor sudah kayak Pilkada. Nanti kita akan tata ulang," tandas Nasir.
Terkait pernyataan KPK yang menyebut ada beberapa kasus yang memiliki indikasi kecurangan berbau korupsi, dia justru tak mengetahui.
"Kalau soal itu. Saya benar-benar tidak tahu. Enggak tahu jika ada hal itu," pungkas Nasir.