Liputan6.com, Jakarta 7.000 Personel disiapkan untuk mengamankan unjuk rasa dari berbagai ormas Islam yang akan menggelar aksi unjuk rasa kedua kalinya pada Jumat 4 November 2016.
Ormas-ormas Islam ini menuntut pemerintah untuk menuntaskan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Baca Juga
Kapolda Metro Jaya M Iriawan mengatakan pihaknya menjamin masyarakat untuk menyuarakan pendapat dengan catatan tetap berkomitmen menciptakan suasana kondusif.
Advertisement
"Mempersilakan apabila beberapa masyarakat akan menyampaikan pendapat," ujar Iriawan di Mapolda, Kamis (27/10/2016).
7.000 personel itu, kata Iriawan, merupakan gabungan antara Polisi dan tentara.
"Kami turunkan lebih banyak dari kemarin (demo pertama). Pasukan kita kemarin 5.000 orang sekarang mungkin 7.000," jelas Iriawan.
Jumlah 7.000 personel itu berisi dua kompi personel marinir, satu kompi pasukan khas dari TNI AU, satu kompi Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (kostrad) dan batalyon Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad).
Demo dengan judul Aksi Bela Islam II ini menuntut polisi untuk menjalankan proses hukum terhadap Ahok karena dianggap menistakan agama.
Massa demo direncanakan memulai aksinya usai salat Jumat dengan rute dari Masjid Istiqlal menuju depan Istana Negara.
Tertib Demo
Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) meminta massa yang akan berdemo pada 4 November 2016 untuk tetap bersikap santun. Mereka diminta untuk tidak merusak fasilitas umum.
"Kita apresiasi dengan baik, misalnya demo kemarin berjalan aman dan tentram. Sudah tak ada demonya merusak. Syukur-syukur besok kalau demo, rumput pun tak ada rusak, saking amannya," ucap Ketua PBNU H Marsudi Syuhud di kantornya, Jakarta, Kamis 27 Oktober 2016.
Dia berharap, nantinya demo di DKI sudah tak menggunakan cara berorasi di jalanan. Dimana, semuanya bisa menyelesaikan dengan duduk bersama.
"Mudah-mudahan ke depan tidak perlu lagi kayak gitu (turun ke jalan). Bisa demo dan duduk di tempat dingin, maksudnya duduk bersama. Kita harap seperti itu," ujar dia.