Liputan6.com, Milan - Pemandangan imigran Afrika dan Timur Tengah yang menggelandang dan tidur di sudut-sudut taman kota dan tempat umum lainnya, makin sering terlihat di Kota Milan, Italia. Mereka adalah bagian dari gelombang imigran yang masuk melalui laut Mediterania dan mencari suaka guna menempuh hidup baru di negara-negara Eropa.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (28/10/2016), tantangan bagi para imigran itu semakin berat. Apalagi pada Oktober ini mulai memasuki awal musim dingin.
Dengan beralaskan kardus dan berselimutkan apa saja yang bisa menghangatkan diri, mereka terpaksa menggelandang. Sebab tempat penampungan yang disediakan sudah penuh.
Advertisement
Kota Milan mencatat lebih dari 3.800 pengungsi atau imigran ilegal pada pertengahan Oktober lalu. Namun lebih dari 700 orang harus menggelandang di jalanan kota itu.
Hal itu dilakukan akibat tempat penampungan yang kelebihan kapasitas sejak akhir tahun lalu. Di mana perempuan dan anak-anak menjadi prioritas pertama untuk tinggal di tempat penampungan.
Namun tak semua pengungsi bernasib buruk. Sejumlah pengungsi yang telah mendaftar dan memang berasal dari wilayah konflik, seperti Palestina, telah mendapatkan tempat tinggal sementara di apartemen selama enam bulan dan gratis. Mereka berharap, jika mengikuti program untuk bersekolah mereka bisa mendapatkan pekerjaan.
Menurut Organisasi Internasional Untuk Imigrasi lebih dari 150 ribu pengungsi masuk ke Italia pada Oktober ini. Jumlah ini naik 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada 24 Oktober saja, tim penyelamat mengangkut 4.300 orang dari laut Mediterania.
Sementara di Catania, Italia, gelombang pengungsi terus masuk dari laut Mediterania. Kemarin, 290 orang dari Afrika Utara berhasil diselamatkan. Kapal penyelamat juga mengangkut 20 jenazah pria dan wanita yang tewas sebelum tim penyelamat bisa menjangkau perahu mereka.