Sukses

Tabrakan KA di Brebes Murni Kesalahan Manusia

Tim Puslabfor menyimpulkan tabrakan KA Empu Jaya dan Gaya Baru Malam murni kesalahan manusia. Temuan tadi segera dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Brebes, Jateng.

Liputan6.com, Brebes: Penyebab tabrakan antara Kereta Api Empu Jaya dan Gaya Baru Malam di Stasiun Ketanggungan Barat, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (25/12), murni karena kesalahan manusia. Hal itu terungkap dalam gelar perkara hasil investigasi tim Pusat Laboratorium Forensik yang terdiri dari personel Markas Besar Polri, Kepolisian Daerah Jawa Tengah, dan Kepolisian Resor Brebes di Ketanggungan, Senin (31/12).

Tim penyidik menyimpulkan, KA Empu Jaya memasuki jalur tiga lebih cepat 17 detik dari waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan jalur: 90 hingga 120 detik. Dengan demikian, dugaan ada unsur sabotase, yaitu batu yang mengganjal wessel, dalam peristiwa kecelakaan tak terbukti. Sebab, alat kontrol merek Westinghouse buatan Australia yang dipakai di Stasiun Ketanggungan Barat memiliki lampu darurat. Lampu ini terletak pada meja kontrol dan otomatis akan menyala bila ada sesuatu benda mengganjal wessel.

Keterangan itu mementahkan keterangan masinis KA Empu Jaya Mohamad Toat. Sebelumnya, kepada polisi, Toat mengatakan rem kereta blong sehingga tak bisa dihentikan. Namun, setelah polisi mengecek loko Empu Jaya, ternyata rem kereta berfungsi normal. Rencananya, polisi akan melimpahkan hasil penyidikan ke Kejaksaan Negeri Brebes dalam waktu dekat.

Toat kemungkinan besar akan menjadi tersangka utama dalam kasus tabrakan maut yang merenggut 45 korban tewas. Sebab, kesimpulan tim penyidik kepolisian senada dengan hasil penelitian PT Kereta Api Indonesia [baca: PT KAI: Tabrakan Kereta Akibat Human Error ]. Kesalahan tersebut berupa pelanggaran rambu dan tak mengurangi kecepatan saat melewati sinyal aspek kuning serta tak berhenti saat lampu menunjukkan merah. Akibatnya, ketika melewati ujung wessel yang berjarak 147 meter dari KA Gaya Baru Malam, Toat terkejut karena kereta yang dikemudikan meluncur di jalur tiga. Tabrakan tak terelakkan. Sebab, Toat tak dapat menghentikan kereta dengan seketika akibat jarak yang terlalu dekat.(KEN/Sugihartono)