Liputan6.com, Jakarta - Berbagai macam cara diperingati sejumlah orang, komunitas ataupun organisasi dalam menyambut peringatan hari besar nasional. Salah satunya‎ adalah Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Sidoarjo.
Mereka menyambut Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November dengan bersepeda dengan rute Anyer-Panarukan.
Baca Juga
Ketua Kosti Sidoarjo Ari Bayasi mengatakan, ‎peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 pada 28 Oktober 2016 dijadikan momentum sebagai titik awal keberangkatan para pengendara sepeda onthel.
Advertisement
‎"Jadi kita berangkat kemarin pas Sumpah Pemuda, nanti sampai Panarukan tepat hari 10 Novermber‎," ujar Ari di Jakarta, Minggu (30/10/2016).
Ari menjelaskan, acara Ekspedisi Onthel Anyer-Panarukan‎ ini diikuti 30 peserta yang nantinya akan menempuh jarak 1.150 kilometer. Mengingat jarak yang ditempuh sangat jauh, sejumlah peserta rutin mengadakan latihan setiap akhir pekan.
"Jadi jauh hari sebelumnya, kita memang rutin tiap minggu pagi coba ngontel 100 kilometer. Kadang 100 kilometer pulangnya naik truk, kadang ya 50 kilometer PP (pulang-pergi)," kata Ari.
Ide Gila
Menempuh jarak Anyer-Panarukan lebih dari 1.000 kilometer dengan mengendarai sepeda adalah bukan perkara mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari kondisi sepeda yang sudah tua dan kesehatan masing-masing peserta.
Bahkan sejumlah kawan-kawan di daerah menganggap ide ekspedisi onthel ini sebagai ide yang gila.
‎"Bahkan orang Situbondo sendiri menganggap ini orang gila‎," tutur Ari.
Ide gila ini ternyata tidak juga terlihat dari jauhnya rute yang ditempuh, tetapi terlihat juga dari salah satu peserta yang berusia lanjut.
Sjahroni (67), salah satu peserta tertua asal Sidoarjo ini yakin akan kemantapan hatinya untuk menempuh rute gowes sepeda terjauh sepanjang hidupnya.‎ Atas semangat dari teman-teman sesama pengendara sepeda ontel ia yakin akan bisa tiba di Panarukan.
"Makanya kemarin panitia ngomong ini perjalanan gila. Tapi ya insya Allah bisa terlaksana," ujar dia.
"Alhamdulilah dalam usia 67 tahun ini diberikan kekuatan oleh Allah SWT. Karena semangat dari teman-teman ini kita laksanakan demi kebersamaan,"‎ sambung Roni.
Ia mengungkapkan, meskipun sempat terpelanting dari sepeda sebanyak 4 kali dan membuat kakinya kram, semangat dari keluarga menjadi salah satu penyemangatnya.
‎"Semua (keluarga) merestui. Tadi malam anak saya yang dari Bogor berkunjung ke sini, kasihan lihat ‎papanya," Roni menandaskan.