Sukses

Jokowi: Islam dan Ke-Indonesiaan Bukan untuk Dipertentangkan

Jokowi ingat betul bagaimana Indonesia menjadi model persatuan dan kerukunan umat beragama bagi banyak negara.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang para ulama dari berbagai organisasi Islam beserta Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jokowi ingin para ulama juga mengambil peran dalam menjaga persatuan bangsa.

Jokowi mengajak para ulama sebagai penerus tugas Rasulullah dalam menyebarkan kebaikan ikut berperan menyampaikan nasihat yang menyejukkan umat. Pesan-pesan damai pun harus terus dikumandangkan.

"Kami berharap bahwa ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan ke-Indonesia-an bukan harus dipertentangkan, tetapi marilah kita bersama-sama kita jaga, kita pelihara, kita perjuangan ke-Indonesia-an kita," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Jokowi ingat betul bagaimana Indonesia menjadi model persatuan dan kerukunan umat beragama bagi banyak negara. Mereka yang tergabung
dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat ingin belajar berbagai hal mengenai kerukunan di Indonesia.

"Mereka menyampaikan sangat menghargai apa yang terjadi di Indonesia, baik dari kerukunan, baik hubungan antara ulama dan umaro, juga kehidupan sehari-hari keagamaan kita. Mereka juga sangat mengapresiasi," imbuh Jokowi.

Belakangan isu agama sangat marak dimainkan terutama menjelang pilkada DKI Jakarta. Belum lagi kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Di sisi lain, muncul isu soal kebhinekaan yang mulai diragukan hanya karena permasalahan ini. Karena itu, Presiden sangat menjaga agar tidak ada lagi yang berupaya memecah belah bangsa dengan cara apapun.

Dalam pertemuan itu, Jokowi tampak mengenakan kemeja putih lengan panjang dalam pertemuan itu. Di ruang utama, Jokowi menyalami satu per satu para ulama yang hadir, seperti Ketua MUI KH Maaruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, dan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Sementara itu, Jokowi didampingi oleh Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Mensesneg Pratikno.