Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi II DPR Hetifah Sjaifudian mendorong agar semakin banyak lagi perempuan berkualitas yang mendaftarkan diri menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu.
"Masih ada waktu, karena penutupan pendaftaran 2 November. Saya mendorong perempuan-perempuan yang memiliki kualitas daftar seleksi komisioner KPU-Bawaslu," kata Hetifah di Jakarta, Rabu 2 November 2016.
Baca Juga
Dia menilai, banyak sekali perempuan di berbagai daerah yang memiliki kualifikasi untuk menjadi komisioner KPU ataupun Bawaslu. Hetifah juga melihat banyak akademisi perempuan yang menaruh perhatian dan peduli masalah kepemiluan.
Advertisement
"Saya percaya banyak perempuan yang kompeten dan berpengalaman dalam hal kepemiluan. Saya sudah berkunjung ke beberapa KPU maupun Panwaslu di berbagai wilayah di Indonesia, banyak komisioner perempuan yang hebat lalu juga ada di LSM, Ormas, dan perguruan tinggi," ujar dia.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan keterwakilan perempuan dalam pemilihan umum, baik sebagai penyelenggara maupun calon anggota legislatif menjadi pembicaraan menjelang Pemilu.
Dia menjelaskan, Undang-Undang Kepemiluan seperti UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan UU Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggara Pemilu telah mensyaratkan 30 keterwakilan perempuan baik caleg maupun komposisi penyelenggara Pemilu.
"Sejak 25 September lalu, Pemerintah telah membuka pendaftaran calon komisioner KPU dan Bawaslu. Namun, hingga saat ini jumlah perempuan yang mendaftar masih dirasa kurang," beber dia seperti dikutip dari Antara.
Hatifah menjelaskan, untuk calon komisioner Bawaslu, hingga 31 Oktober sudah ada 107 pendaftar dan 23 orang di antaranya adalah perempuan atau 32,1 persen.
Populasi Perempuan
Sementara itu menurut dia, pendaftaran untuk KPU, dari 138 pendaftar, 42 orang di antara adalah perempuan atau 41,4 persen.
Hetifah sebelumnya sempat menyayangkan di antara sebelas tim seleksi KPU-Bawaslu, hanya ada satu perempuan, Valina Singka Subekti.
"Itulah sebabnya dalam seleksi KPU-Bawaslu kali ini Hetifah terus mendorong perempuan-perempuan berkualitas untuk maju. Saat ini dari 7 Komisioner KPU kan hanya satu perempuan, yaitu ibu Ida Budhiati," ungkap dia.
Selain itu, Hetifah juga mengingatkan di Pemilu 2019 nanti akan berbeda dengan Pemilu sebelumnya karena Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) dilaksanakan serentak, dan itu memberi konsekuensi tugas KPU dan Bawaslu yang menjadi berat.
Dia mengatakan, karena beratnya tugas penyelenggara Pileg dan Pilpres, komisioner KPU dan Bawaslu mestinya ditambah. "Kalau sekarang hanya 7 orang, nanti bisa ditambah jadi 11 orang. Dalam pembahasan RUU Pemilu nanti ini akan kita bahas," demikian Hetifah.