Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan simbolis Presiden Jokowi dan Prabowo, ratusan polisi berpeci dan sorban untuk meredam demo, hingga pernyataan keras dari mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal demo 4 November.
Pertemuan hingga pernyataan politik itu bermula dari beredarnya telegram siaga 1 pengamanan. Tak hanya itu, poster ajakan demo menuntut penegakan hukum dugaan penistaan agama juga beredar di jagad maya pekan ini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (3/11/2016), sambil menunggang kuda lengkap dengan topi koboi, Jokowi dan Prabowo membahas sejumlah persoalan bangsa di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Mulai dari Pilkada serentak 2017 hingga rencana demo besar pada 4 November mendatang.
Advertisement
Jokowi juga melangsungkan pertemuan dengan pemimpin MUI, NU, dan Muhammadiyah di Istana Negara dan menghasilkan sejumlah komitmen. Presiden Jokowi dan para ulama sepakat masyarakat boleh demo asalkan tak anarkistis dan memaksakan kehendak.
Publik yang tengah kebingungan di tengah pusaran isu ini bertambah kaget. Sebab serangkaian pernyataan politik dari presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY soal akar pemicu demo 4 November.
"Sama sekali tidak didengar, diabaikan, sampai lebaran kuda masih akan ada unjuk rasa itu," kata SBY.
Proses hukum dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tengah berjalan. Bareskrim Polri sudah memeriksa 11 saksi dan 4 saksi ahli.
"Jadi prosesnya sedang dalam pembuktian dengan mencermati keterangan para saksi ahli," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar.
Kasus ini muncul setelah 27 September 2016. Ahok mengutip surat Al Maidah ayat 51 terkait Pilkada 2017. Inilah yang menyinggung sebagian umat Islam dan melaporkan Ahok ke Mabes Polri.
Meski proses hukum sudah berjalan, namun tak menyurutkan demo tuntutan penistaan agama. Pengamanan ekstra pun diterjunkan demi meredam potensi ricuh demo. Kepolisian pun akan menurunkan 20 ribu pasukan untuk mengamankan unjuk rasa.
Rencananya, unjuk rasa akan dipusatkan di tiga titik. Dimulai dari Masjid Istiqlal, kemudian usai salat Jumat bergerak menuju Istana Presiden, dan terakhir menuju Gedung DPR.
Sebanyak 500 pasukan Brimob pun akan mengenakan peci dan sorban saat unjuk rasa berlangsung. Mereka akan membacakan Asmaul Husna saat berhadapan dengan massa demonstran. TNI juga menyatakan mendukung polisi mengamankan unjuk rasa.