Liputan6.com, Jakarta - Kerusuhan dan upaya penjarahan yang terjadi di Penjaringan, Jakarta Utara, saat demonstrasi 4 November 2016, diduga didalangi dua aktor intelektual yang sengaja memperkeruh suasana.
Dua pelaku di balik penjarahan dan sweeping etnis tertentu di Jakarta Utara itu, membuat massa terprovokasi dan ikut-ikutan. Kasat Serse Polres Jakarta Utara, AKBP Yuldi Yusman, mengatakan pihaknya sudah mengantongi identitas dua aktor intelektual itu.
"Beberapa pelaku mengaku disuruh oleh seseorang untuk melakukan itu (penjarahan dan sweeping rasial). Ada dua kelompok yang disuruh. Kalau pelaku lainnya mengaku cuma ikut-ikutan," jelas Yuldi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Advertisement
Yuldi mengatakan, sebanyak 15 orang berhasil ditangkap saat berupaya menjarah sebuah mini market. Meski jumlah pelaku puluhan orang, namun, Polda Metro baru mengamankan 15 orang saat penjarahan terjadi.
"Mereka (15 orang) tertangkap tangan saat menjarah di Indomaret, lalu satu orang ditangkap karena jelas dalam rekaman CCTV," lanjut Yuldi.
Malam saat penjarahan terjadi, 16 orang diperiksa. Hasilnya, 5 orang dipulangkan karena tak memenuhi syarat melakukan tindak pidana. Polres Jakut menetapkan 11 orang lainnya sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 363 KUHP soal pencurian dengan kekerasan.
"Mereka ini (11 tersangka) semuanya warga Penjaringan," jelas Yuldi.
Polisi menangkap mereka berdasarkan lima laporan polisi. Dua laporan, kata Yuldi, merupakan laporan dari Alfamart dan Indomaret. Satu laporan dari wartawan media elektronik, yang mengalami kerugian karena motornya dibakar massa. Satu laporan soal perusakan halte Transjakarta, dan laporan terakhir soal perusakan toko bunga.
"Kalau total kerugiannya kita masih hitung, sebab kerugian Alfamart dan Indomaret masih dihitung oleh mereka (pihak swalayan)," terang Yuldi.
Siapa Aktor Intelektual Itu?
Dalam beraksi, para pelaku yang masih berusia muda ini mengaku terpengaruh dan memanfaatkan kesempatan. Mereka melihat beberapa orang menjarah dan langsung ikut mengambil barang-barang di berbagai tempat.
"Ada beberapa pelaku yang ikut-ikutan karena lihat situasi chaos. Mereka beda-beda organisasi, mereka tertangkap tangan saat menjarah," jelas Yuldi.
Sementara, ada beberapa tersangka yang melakukan penjarahan itu atas dasar perintah seseorang. "Ada koordinatornya," ucap Yuldi.
Namun, Yuldi enggan mengungkap lebih jauh siapa koordinator yang diduga sebagai aktor intelektual dalam kerusuhan di Penjaringan Jakarta Utara tersebut.
Para tersangka ini, merupakan warga sekitar Penjaringan, ada yang dari Kampung Luar Batang, Sunda Kelapa, Pasar Ikan, dan daerah sekitar.
"Usianya rata-rata 16 sampai 22 tahun," kata Yuldi.
Akibat kerusuhan itu, satu orang polisi terluka parah tangannya. "Petugas kami, Kompol Pujo terluka di tangan, masih dirawat. Saya juga ditimpuki batu, tapi karena pakai helm jadi aman," terang Yuldi.
Saat ini, kata Yuldi, polisi tengah memburu puluhan pelaku lain. Sedangkan dua otak kerusuhan di Jakarta Utara tersebut sudah diintai dan sedang dikejar.