Liputan6.com, Jakarta Bahri, tahanan titipan Kejaksaan Negeri Depok itu ditemukan tak bernyawa di Rutan Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Cilodong Sohibur Rachman mengatakan, kematian pria 47 tahun itu, diduga akibat penyakit yang diderita sejak beberapa bulan terakhir.
Baca Juga
"Informasi dari dokter yang memeriksa, almarhum meninggal karena sakit. Tadi kami juga mengecek secara langsung, tidak ada tanda-tanda kekerasan atau tanda penganiayaan," kata Sohibur, di Depok, Senin (7/11/2016).
Advertisement
Bahri merupakan tahanan kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Almarhum yang masuk rutan pada September 2016 itu, diperkirakan tewas Senin 7 November 2016 pukul 11.05 WIB.
"Saya dapat laporan dari anggota yang berada di lapangan, katanya ada salah satu tahanan meninggal dunia. Langsung ditindak lanjuti oleh dokter," ungkap Sohibur.
Hasil pemeriksaan dokter, Bahri meninggal karena diduga menderita diare. Sebelumnya almarhum memang sudah beberapa kali melakukan pengobatan.
"Pihak keluarga sudah tahu juga kalau almarhum sakit diare. Almarhum juga sudah tiga kali melaksanakan pengobatan," ucap Sohibur.
Namun, Sohibur menolak jika penyebab diare Bahri lantaran tak sehatnya makanan di rutan. Sebab, dalam rutan binaannya saat ini ada 913 narapidana dan mereka makan dengan menu yang sama.
"Menunya sama kayak yang lain. Namanya ajal, kami kan enggak tahu," ujar Shoibur mengakhiri.
Sementara itu, Fitri yang mengaku sebagai keponakan Bahri, telah mengikhlaskan kepergian pamannya tersebut. "Saya sudah ikhlas," ujar dia dalam mobil ambulance.