Liputan6.com, Jakarta - Lima kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), salah satunya Sekretaris Jenderal PB HMI Ami Jaya. Lima orang tersebut diperiksa karena dugaan kerusuhan saat demo 4 November, Jumat pekan lalu.
"Mereka ada yang melakukan penyerangan terhadap petugas," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di PTIK-STIK, Selasa (8/11/2016).
Baca Juga
Penyidik, Tito menambahkan, akan mengembangkan hasil penyelidikan dan keterangan dari lima orang yang ditangkap semalam.
Advertisement
"Nanti kita akan kembangkan apakah ada kaitan dengan tokoh-tokoh yang menyuruh mereka untuk melakukan kekerasan itu," kata mantan Kepala BNPT tersebut.
Sejurus dengan itu, polisi juga tengah menyelidiki adanya aktor atau tokoh di balik kerusuhan demo 4 November 2016.
"Itu (soal aktor politik) dalam konteks kegiatan penyelidikan juga dilakukan oleh fungsi intelijen," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin 7 November 2016.
Menurut dia, penyelidikan yang dilakukan tentunya akan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Penyelidikan juga tentang adanya dugaan pelanggaran hukum dan provokasi.
"Semua harus berlandaskan hukum," ucap Boy.
HMI sendiri membantah tudingan sebagai kelompok yang memantik kerusuhan di tengah demonstrasi 4 November. Organisasi kemahasiswaan ini berdalih ada orang tidak dikenal menyusup ke barisan aksi mereka.
"Kericuhan terjadi ba'da Isya yang dipicu oleh massa yang tidak dikenal oleh kader HMI, dari mana asalnya dan siapa pemimpinnya masuk di barisan depan masa HMI, kemudian ribut dengan aparat sampai akhirnya aparat kepolisian menembakkan gas air mata," kata Ketua Umum PB HMI Mulyadi P. Tamsir dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu 5 November 2016.
Massa HMI, Mulyadi melanjutkan, mereka membubarkan diri ke belakang dan tidak kembali lagi ke depan Istana Merdeka. "Setelah itu baru terjadi kebakaran yang kami tidak tahu siapa pelakunya dan apa yang terbakar," ujar Mulyadi.
Mulyadi mengatakan massa HMI saat itu berada di posisi depan di barisan aksi. Dia berdalih massa HMI terjepit saat hendak mundur ba'da Magrib.
"Namun karena posisi HMI berada di barisan paling depan, membawa mobil komando dan satu mobil Innova, maka tidak dimungkinkan untuk mundur. Sehingga kita duduk-duduk di sekitar mobil menunggu aksi selesai," kata Mulyadi.