Sukses

VIDEO: Di Balik Nama Raden Saleh

Nama Raden Saleh kini melekat dengan sebuah kawasan di Cikini, Jakarta Pusat sebagai nama jalan.

Liputan6.com, Jakarta - 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Salah satu sosok pahlawan yang berjuang lewat karyanya adalah sang maestro pelukis, Raden Saleh.

Tergambar dalam salah satu lukisannya, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (10/11/2016), ekspresi wajah Diponegoro digambarkan tegas dan menantang saat dihadapan Letnan Jenderal Hendrik Merkus De Kock.

Dari lukisan ini memunculkan beragam tafsir. Salah satunya sang pelukis, yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman menentang penindasan dan kelicikan Belanda.

Raden Saleh hidup di era tahun 1811 hingga 1880. Walau sebagian hidupnya banyak dihabiskan di lingkungan Belanda, ia tetap membela bangsanya. Bahkan kini namanya melekat dengan sebuah kawasan di Cikini, Jakarta Pusat sebagai nama jalan.

Di Cikini berdiri pula sebuah rumah peninggalannya. Rumah bergaya mansion gotik ini merupakan hasil rancangan Raden Saleh pada tahun 1852. Sekaligus tonggak karya arsitektur pribumi yang banyak mengundang decak kagum. Membuat kawasan Cikini ketika itu menjadi oase kebudayaan.

Rumah bersejarah ini sekarang menjadi bagian dari Rumah Sakit PGI Cikini.

Namun, untuk membuat nama Raden Saleh diusulkan menjadi pahlawan nasional belum juga terealisasi. Menurut sejarawan JJ Rizal, penentuan gelar pahlawan lebih banyak ditentukan oleh keputusan politik bukan fakta sejarah.

"Posisi unik dari Raden Saleh sebagai orang yang menyumbang pengetahuan begitu hebat. Dunia science dari antropologi, paleontologi, seni, tapi menurut saya kadang-kadang fakta seperti itu dalam urusan pahlawan tidak diperhitungkan. Karena dalam perumusan pahlawan yang memainkan peran utama bukan fakta-fakta sejarah. Tapi sering pada keputusan politik," kata JJ Rizal.

Sejumlah lukisan asli Raden Saleh kini dipajang di Istana Negara. Salah satunya lukisan legendaris yang berjudul 'Penangkapan Pangeran Diponegoro'.