Sukses

Survei KPI: Masyarakat Mulai Perhatikan Kualitas Program

Survei dilakukan terhadap sejumlah tayangan yang dipilih berdasarkan 4 jenis program siaran yaitu berita, infotainment, religi, dan anak.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)‎ Pusat, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), dan 12 Perguruan Tinggi mengadakan Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode ke-3.‎

Pada survei ini, dilakukan pemeringkatan pada Agustus 2016 terhadap sejumlah tayangan yang dipilih berdasarkan 4 jenis program siaran yaitu berita, infotainment, religi, dan anak.

Hasil survei ini memperlihatkan 5 program berita yang banyak ditonton adalah Kabar Petang (TV One), Redaksi Sore (Trans 7), Seputar Indonesia Siang (RCTI), Fokus Sore (Indosiar), dan CNN Indonesia Good Morning (Trans TV).

Untuk program religi yang paling banyak ditonton yaitu Kata Ustad Solmed (SCTV) dan Rindu Suara Adzan (Global TV). Sedangkan program infotainment adalah Silet (RCTI), Insert Pagi (Trans TV), dan Hot Kiss (Indosiar).

Adapun program anak-anak yang banyak ditonton responden adalah Si Bolang (Trans 7), Adit Sopo Jarwo (MNT TV), dan Hafiz Indonesia (RCTI).

Ketua KPI Yuliandre Darwis‎ mengatakan, hasil survei indeks kualitas program siaran periode ke-3 ini merupakan harapan publik akan munculnya tayangan televisi berkualitas.

"Apapun hasil dari survei ini, hal ini adalah sebuah harapan atau cermin bagaimana publik mengharapkan sesuatu yang baik," ujar Yuliandre di Hotel Ibis, Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Dia mengungkapkan, hasil survei ini memperlihatkan bagaimana indeks program televisi secara keseluruhan meningkat dari periode sebelumnya.

"Hasil survei ini memperlihatkan indeks program televisi secara keseluruhan meningkat 0,16 poin dari periode sebelumnya menjadi 3,56 dan pada periode ke-3 ini semua kategori program memperoleh indeks di atas 3," kata dia.

Melihat peningkatan indeks kualitas program pada periode ke-3 ini, Yuliandre meyakini bahwa masyarakat sudah bisa memilih program-program yang dianggapnya baik untuk ditonton.

"Khalayak sudah mulai bisa memilah dan menyeleksi program-program mana yang baik ditonton, artinya remot tivi sudah berfungsi dengan baik.‎ Ini adalah frekuensi publik, publik berharap frekuensi digunakan sebaik mungkin," ucap Yuliandre.

Dia berharap, hasil survei kualitas program ini dapat dijadikan rujukan bagi para pengiklan. Hal ini mengingat keberadaan salah satu lembaga survei rating and share yang masih dijadikan acuan pengiklan.

"Survei ini diharapkan dijadikan rujukan para pengiklan. Kami paham tirani yang namanya rating secara monopoli yang dilakukan oleh salah satu badan survei menjadi sebuah kekuatan. Tetapi kami yakin semua (masyarakat) sudah berubah, remotivi sudah berfungsi‎," Yuliandre menandaskan.