Sukses

Ini Penyebab Banjir di Tol Jakarta- Cikampek KM 38

Pengendara yang melintas di KM 38, khususnya yang menggunakan kendaraan kecil dihimbau menghindari lajur 1 dan lajur 2.

Liputan6.com, Jakarta - Banjir di Tol Cikampek, tepatnya di kilometer 38 sejak sore hingga malam ini berangsur surut. Jalur yang terputus karena tinggi debit air saat ini sudah dapat dilalui kendaraan.

Namun demikian, Humas PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta–Cikampek, Iwan Abrianto Iwan mengatakan terdapat lajur yang belum bisa dilalui, khususnya oleh kendaraan kecil karena tingginya genangan air yang mencapai 30 centimeter. Akibatnya, kata dia, terjadi penumpukan kendaraan cukup panjang hingga di KM 60.

"Saat ini hanya di lajur 1 yang belum bisa dilintasi. Selebihnya sudah bisa dilalui. Bagi kendaraan yang akan keluar Gerbang Tol Deltamas juga sudah bisa dilakukan," ujar Iwan, Minggu (13/11/2016) malam.

Iwan menjelaskan, munculnya genangan air yang membanjiri ruas Jalan Tol Jakarta–Cikampek di Km 38, diakibatkan meluapnya Situ Binong, karena tidak mampu menampung air hujan.

"Jadi, curah hujan seharian ini cukup tinggi di seputaran waduk Situ Binong, sehingga waduk tidak dapat menampung air hujan," ucap dia.

Lebih lanjut Iwan juga mengimbau kepada para pengendara yang melintas di Km 38, khususnya yang menggunakan kendaraan kecil untuk menghindari lajur 1 dan lajur 2.

"Khusus bagi kendaraan kecil dipersilakan menggunakan lajur 3 dan 4," Iwan menandaskan.

Buat mempercepat atau memperlancar arus lalu lintas pihak Jasa Marga saat ini sudah memberlakukan contra flow dari Km 41-Km 35. Kondisi lalu lintas, kini sudah berangsur relatif mulai normal. Sejumlah petugas tol dan kepolisian tampak tengah mengurai kemacetan.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek diketahui memang kerap menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras mengguyur tol sepanjang 73 kilometer itu.

Langganan Banjir

Terakhir, banjir terjadi pada Jumat, 11 November 2016. Saat itu, Tol Cikampek dibanjir air dari Km 39, hingga Km 45, karena imbas banjir di Kawasan Industri Karawang Timur.

Sebelumnya pada Sabtu 29 Oktober 2016, Tol Jakarta-Cikampek, khususnya di Km 15 A Rawalumbu, Kota Bekasi, juga diberitakan terjadi banjir. Ketinggian air, saat itu, mencapai setengah ban mobil sedan, hingga menyebabkan kemacetan hingga mengular ke Km 30.

Selain itu, banjir juga terjadi pada Kamis malam, 14 April 2016, tepatnya di Kilometer 34 ke arah Jakarta, Cibatu, Cikarang Selatan.

Bahkan yang paling parah, banjir terjadi pada pertengahan Februari 2016. Selama hampir sepekan, banjir menggenangi ruas tol Jakarta-Cikampek dan Jakarta Outer Ring Road (JORR). Kemacetan parah pun terjadi saat itu. Di bulan yang sama, atap gardu Tol Cikunir II juga roboh, lantaran terjadinya hujan hebat.

Buruknya saluran air berupa gorong-gorong yang berada di bawah jalan tol dinilai menjadi penyebab kawasan tersebut langganan banjir. Gorong-gorong yang ada, tidak mampu menampung debit air yang besar karena mengalami pendangkalan.

Namun, Direktur Operasional PT Jasa Marga (Persero) Christiantio Prihambodo pernah mengatakan bahwa penyebab banjir yang menggenangi Tol Cikarang, khususnya dari kilometer 34-38 karena adanya perubahan kawasan pembangunan dan juga meluapnya dua situ kawasan tersebut.