Sukses

Sebelum Wafat, Psikolog Sarlito Akan Riset Terorisme di Singapura

Sarlito Wirawan wafat setelah didiagnosa mengalami pendarahan di usus.

Liputan6.com, Jakarta - Psikolog Sarlito Wirawan Sarwono meninggal dunia Senin malam pukul 22.15 WIB di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat. Menantu dari anak bungsunya, Orchida Ramadhania menyebut, sebelum didiagnosa mengalami pendarahan di usus, yang bersangkutan rencananya akan ke Singapura melakukan riset terkait terorisme.

"Tadinya mau ke Singapura karena ada riset teroriseme dan deradikalisasi. Tapi diturunin petugas dari pesawat karena pucat dan jatuh-jatuh terus," tutur Orchida saat ditemui Liputan6.com di RS Cikini, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016) malam.

Sebab itu, Sarlito langsung dibawa ke RS Siloam Asri, Jalan Duren III, Mampang, Jakarta Selatan dari Bandara Soekarno-Hatta. Setelah dirawat hampir 5 hari di rumah sakit tersebut, saksi ahli psikologi dalam kasus yang menjerat Jessica Kumala Wongso itu dirujuk ke RS Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu 13 November kemarin.

"Baru kemarin (pendarahan usus) Selasa 8 November. Sampe hari kemarin Minggu itu baru dibawa ke RS Cikini. Dan dukanya malam ini," jelas dia.

Menurut Orchida, mertuanya itu belum pernah mengalami sakit kritis sebelumnya. Meski sempat mengalami batu ginjal, ahli psikologi itu sudah dalam kondisi prima dan sehat.

Berdasarkan pantauan, ada belasan pengunjung yang datang ke tempat Sarlito mengembuskan napas terakhirnya. Tampak beberapa ibu menangis saat kereta jenazah lewat membawa Sarlito sekitar pukul 23.20 WIB.

Sarlito wafat pada usianya yang ke 72 tahun. Rencananya, jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka Komplek UI Ciputat No. 6, untuk kemudian akan dimakamkan pada Selasa besok, 15 November 2016 di Pemakaman Giri Tama Tonjong, Parung setelah salat Zuhur.