Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Mulyadi P Tamsir kembali menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait kericuhan demo 4 November. Pemeriksaan lanjutan dilakukan lantaran banyak keterangan Mulyadi yang belum diperoleh penyidik.
Meski begitu, penyidik tetap tak mendapatkan jawaban seperti yang diharapkan. Sebab, selama menjalani pemeriksaan, banyak pertanyaan yang tetap tak dijawab pentolan HMI itu.
"Hari ini ada 19 pertanyaan. Jawabannya sama, bahwa saya tidak memberi keterangan apa pun," ujar Mulyadi usai menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (15/11/2016).
Advertisement
Pertanyaan-pertanyaan itu, kata Mulyadi, terkait keterlibatan HMI terhadap kerusuhan yang pecah saat demo di depan Istana Jumat 4 November pekan lalu, termasuk lima kadernya yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun Mulyadi memilih bungkam lantaran tak ingin dijadikan pembenaran sikap polisi.
"Karena keterangan apa pun hanya digunakan alat pembenaran saja atas pernyataan Kapolda bahwa HMI provokator, HMI biang kericuhan," tutur dia.
Mulyadi menampik disebut tidak kooperatif lantaran banyak pertanyaan penyidik yang tak dijawab. Dia menegaskan, tak bersedia memberikan keterangan merupakan haknya sebagai saksi, bahkan tak hadir sekali pun.
"Itu hak saya sebagai warga negara, itu hak konstitusional saya, saya gunakan itu. Justru (saya) datang ini (bentuk) kooperatif," jelas Mulyadi.
Dia mengungkapkan, dia saat itu ikut serta dalam aksi damai 4 November. Sekitar seribu kader HMI dari beberapa daerah turun ke jalan menuntut pengusutan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Tidak (ada perintah anarkis). Dari awal kita sampaikan aksi damai. Kita ikut juga komando utama, arahannya damai," pungkas Mulyadi.