Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Istana Merdeka, Jakarta, untuk makan siang. Keharmonisan hubungan keduanya tersebut mendapat apresiasi positif dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Apa saja alasannya dan kebaikan untuk kebaikan bangsa saya menaruh perhatian baik," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Baca Juga
Marsudi menuturkan, meskipun keduanya berbeda pandangan politik dan sempat menjadi rival saat Pilpres 2014 yang lalu, Jokowi dan Prabowo tidak menjadi rival untuk kepentingan bangsa.
Advertisement
"Karena apa pun kemarin rival, ketika sudah menyangkut kepentingan rakyat ya sudah, rakyat yang utama bukan emosi," tutur dia.
Selain itu, mantan Sekjen PBNU ini berharap, Presiden Jokowi tidak hanya mengundang dan menunjukkan keharmonisan dengan Prabowo saja. Menurut dia, banyak tokoh-tokoh di Indonesia yang harus juga dirangkul dan diajak berdiskusi terkait bangsa.
"Apresiasi jangan ke Prabowo saja yang diajak berbicara, tapi kepada semua tokoh bangsa harusnya diajak untuk mengurusi bangsa yang dinilai punya kapabilitas," tandas Marsudi.