Sukses


Wakil Ketua MPR Minta Gaduhnya Pilkada DKI Tak Ditiru Daerah Lain

Mahyudin meminta pihak yang terlibat di Pilkada DKI belajar dengan daerah yang mampu menyelenggarakan Pilkada dengan damai.

Liputan6.com, Kutai Timur - Gaduhnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta mendapatkan kritik dari sejumlah daerah. Seolah, Indonesia hanya selebar Jakarta. Protes ini disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahyudin dan Bupati Kutai Timur di acara Sosialisasi Empat Pilar di Kalimantan Timur.

Mahyudin meminta penyelenggara dan semua pihak yang terkait di Pilkada Jakarta untuk belajar ke kampung halamannya, Kutai Timur.

"Jakarta itu harus belajar Pemilu pada Kutai Timur, bagaimana damainya pemilu di sini," ujar Mahyudin di Gedung Serbaguna Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (18/11/2016).

Menurut dia, Pilkada di Jakarta sudah menyedot perhatian rakyat secara berlebihan. Kegaduhan yang terjadi, menurut Mahyudin, menunjukkan kurangnya kedewasaan dalam berdemokrasi.

"Jangan ikutin Pilkada Jakarta yang gontok-gontokan, ribut, sampai agama dijual-jual," jelas Mahyudin.

Mahyudin bahkan, menilai dengan cara Pilkada yang seperti itu mengancam keutuhan Republik. Apalagi, isu SARA bisa mengakibatkan pertikaian horizontal di kalangan masyarakat.

"Kalau pemilunya masih ribut, pemilu nya yang dievaluasi," kata politisi Partai Golkar itu.

Sebagai solusi, ia pun menawarkan pemilu setengah terbuka setengah tertutup atau bahkan ada sistem pemilu yang baru. "Karena itu banyak yang melakukan kajian-kajian soal pemilu," tambah dia.

Sementara itu, Bupati Kutai Timur Ismunandar, menyebut tak ada yang istimewa di Pilkada Kutai Timur. Sama hal dengan kemajemukan yang ada di setiap daerah di Indonesia.

"Kutim (Kutai Timur) juga terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras, namun saat Pilkada, kami semua menjaga kebhinekaan," kata Ismunandar.

Efek dari gaduhnya Pilkada Jakarta bahkan memicu serangan teror bermotif agama ke daerah tetangga Kutai Timur, yakni Samarinda. Untuk itu, Ismunandar berharap kegaduhan politik di Jakarta dapat diselesaikan dengan baik.

"Kebhinekaan kita lebih penting, di sini (Kutai Timur), usai Pilkada, kami bersatu kembali, sama-sama membangun daerah ini, tak ada dendam, tak ada perpecahan," pungkas Ismunandar.