Sukses


Mahyudin Memotivasi Peserta Sosialisasi Empat Pilar

Mahyudin membuka dan menyampaikan materi sosialisasi Empat Pilar MPR yang diselenggarakan MPR bekerjasama dengan Karang Taruna.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR RI Mahyudin, ST., MM., tiba di Gedung Serbaguna Bukit Pelangi, Kota Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, Jumat siang (18/11/2016), dan disambut meriah oleh ratusan anggota Karang Taruna beserta tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Kehadiran Mahyudin di forum ini adalah untuk membuka dan menyampaikan materi sosialisasi Empat Pilar MPR yang diselenggarakan MPR bekerjasama dengan Karang Taruna.

Ungkapan rasa bangga disampaikan oleh Bupati Kutai Timur, H. Ismunandar, dalam sambutannya pada pembukaan sosialisasi tersebut. "Ini wujud kebanggaan masyarakat Kutai Timur terhadap Mahyudin, putera daerah Kutai Timur yang berhasil menduduki jabatan Wakil Ketua MPR," ungkap Ismunandar, disambut meriah oleh seluruh hadirin yang memenui gedung serbaguna Bukit Pelangi tersebut.

Wakil Ketua MPR Mahyudin pun memberi motivasi kepada para peserta dengan menceritakan bagaimana perjuangannya hingga bisa menjadi Wakil Ketua MPR. Salah satu beban yang berat dirasakan oleh Mahyudin ketika kalah dalam Pilkada Bupati Kutai Timur pada 2006.

Pada 2006 di tengah kegalauan, apalagi ditinggal oleh teman, ia meninggalkan Sangatta untuk mengadu nasib di Jakarta. Pelan tapi pasti, ia pun mulai berhasil meraih kesuksesan. "Saya yakin teman boleh meninggalkan kita, tapi Allah tak pernah meninggalkan kita," ungkap Mahyudin tentang perjuangan hidupnya.

Lalu, pada 1971 ia terpilih menjadi anggota DPR RI. "Pada saat itu belum ada orang Kaltim duduk di lembaga negara, hanya Mahyudin," katanya. Dan, puncak ketika ia terpilih menjadi Wakil Ketua MPR, "Saya wakil ketua MPR termuda, dan terganteng," kata Mahyudin sedikit bercanda.

"Nah, kalau saya dengan keprihatinan bisa bangkit, kenapa Anda tidak bisa," ungkap Mahyudin. Hanya saja, sebagai satu-satunya putera daerah Kutai Timur yang bisa terpilih menjadi pimpinan lembaga negara tak bisa memberikan apa-apa, saya hanya bisa memberikan rasa bangga. Inilah yang kita saksikan sekarang ini," kata pria yang mengaku dibesarkan dan memulai kariernya di Kutai Timur.

Setelah lulus dari Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Mahyudin menyatakan, mencoba melamar ke sebuah perusahaan, tapi ditolak. Kegagalan itu adalah kesuksesan tertunda. Ternyata empat tahun kemudian, Mahyudin menjadi Wakil Bupati di Kutai Timur.

Mahyudin mengaku kalau datang ke Kutai Timur emosinya bangkit. "Saya sangat mencintai Kutai Timur. Saya ingin mati di sini," ungkap Mahyudin. Seraya menambahkan, sebenarnya pejabat negara pada akhir jabatannya diberi penghargaan Bintang Mahaputra Utama, dan berhak dimakamkan di TMP Kalibata. "Tapi, saya memilih (dimakamkan) di Kutai Timur saja," kata Mahyudin.

Video Terkini